Dan hari itu pun tiba. Jumat malam sekitar pukul 10.00 malam setelah kelar urusan saya, ya pekerjaan dan pengajian. Berangkatlah saya menuju Bandung dengan mengambil jalur Parung-Bogor-Puncak-Cianjur-Padalarang-Cimahi dan Bandung.
Berhubung hari ini bertepatan dengan long weekend. Karena hari Senin tanggal merah, jalanan pun terlihat ramai cenderung padat. Sepertinya sebagian orang merencanakan liburan ke puncak atau Bandung. Jadilah saya merasa tidak sendiri.
Kendaraan bermotor mendominasi jalur ini. Tetapi kebanyakan rombongan. Touring orang menyebutnya. Seru melihatnya dan tak merasakan suasana malam. Yang terasa seperti sore hari saja.
Padahal masuk kota Bogor sudah tengah malam. Awalnya ingin istirahat di Bogor. Berhubung sepi maka saya lanjutkan menuju puncak. Masjid At-Tawun tujuan saya.
Masjid besar yang berada di puncak. Masjid At-Tawun namanya. Ini bukan kali pertama saya singgah di sini. Tetapi kali ini ingin merasakan suasana salat malam di masjid.Â
Dingin. Itu pertama-tama yang saya rasakan begitu turun dari motor. Tentu saja, di puncak dini hari pula. Airnya saja seperti es terasa di kulit.
Banyak pengunjung yang niatnya sama dengan saya. Ingin merasakan suasana salat di sana. Meskipun banyak juga yang mengambil posisi untuk rebahan.
Mengistirahatkan tubuh. Saya pun ingin seperti itu juga sebenarnya. Ingin menggelar sleeping bag dan bergelung didalamnya. Lumayan untuk meluruskan punggung.
Tetapi tidak saya lakukan. Saya segera naik ke lantai atas dan berkomunikasi dengan Tuhan saya. Itu cara yang saya lakukan. Karena hanya Dia tempat saya bersandar. Apalagi dalam kondisi seperti ini.
Alhamdulillah perjalanan berjalan lancar. Meski sempat beberapa kali berhenti untuk istirahat dan memejamkan mata. Ngantuk juga seharian tak ada istirahat.
Untuk mencegah kantuk, saya membeli camilan. Juga berhenti ditempat yang pemandangannya bagus. Selain cuci mata juga untuk mensyukuri segala karunia-Nya.