Hari Ibu. Banyak hal yang bisa kuingat tentang ibu. Mulai dari kebiasaan ibu, kesukaan ibu, gaya berjalan ibu bahkan yang tidak disukai ibu. Aku tahu semua. Karena ibu adalah bagian dari hidupku. Nyawa kehidupanku.
Satu hal yang tak pernah kulupakan dari ibu terkait diriku adalah kesukaan ibu mengepang rambut panjangku. Seingatku, sebelum aku sekolah ibu sudah melakukan hal tersebut. Setiap selesai mandi pagi atau sore ibu memangkuku. Kemudian merapikan rambutku dengan mengepang dua.
"Nah, kalau begini kan ayu. Enggak owog-owogan*," ujar ibu.
Dan hal itu berlangsung setiap hari sampai aku duduk di bangku SMP. Saat aku kecil memang senang-senang saja. Tapi begitu SMP aku mulai ingin merasakan model rambut yang lain. Disitulah aku dan ibu kerap berkonflik.
"Aku pengin potong rambut model cowok ya, Bu," kataku suatu hari.
"Pengin kayak cowok? Sudah bagus begini. Perempuan itu bagusnya rambut panjang. Apalagi kamu anak keluarga Jawa. Jadi dengan rambut panjang dan dikepang dua seperti ini kelihatan Njawani. Ayu dan anggun," tutur ibu.
Kalau sudah begini aku tidak bisa membantah lagi. Sampai SMP kelas tiga ibu selalu mengepang dua rambutku. Memang menjadi ciri khasku. Tapi juga jadi bahan ledekan teman-teman. Aku kerap diledek dengan sebutan gadis Indian.
Begitu memasuki bangku SLTA aku benar-benar mulai menentang ibu. Aku ingin menjadi diriku sendiri. Aku potong rambutku dengan model Lady Diana. Aku memilih gaya sporty ketimbang anggun dan lembut.
Awalnya ibu kaget dan terlihat kecewa. Tapi sudah telanjur dipotong mau bagaimana lagi? Pada akhirnya semua berjalan apa adanya dan baik-baik saja.Â
Sejak aku memangkas rambutku, ibu tak bisa lagi mengepang dua rambutku.
Sebagai gantinya ibu kerap mengusap-usap rambutku. Apalagi kalau aku sedang ingin bermanja-manja. Rebahan di pangkuan ibu sambil menonton televisi. Ibu akan mengusap-usap rambutku sampai tertidur.