"Bumi Pasundan lahir saat Tuhan sedang tersenyum"
Demikian ungkap Brouwer. Fenomenolog, psikolog dan budayawan asal Belanda yang memiliki nama lengkap Antonius Martinus Wesenilus Brouwer. Pengajar di Universitas Padjajaran dan Parahyangan, Bandung yang sangat mencintai Indonesia
Ungkapan tersebut gambaran terhadap keindahan tanah Pasundan secara keseluruhan. Keindahan tanah Pasundan ibarat di surga, dan sekeping surga itu bernama Purwakarta. Sebuah kabupaten di Jawa Barat yang jaraknya kurang lebih 2 jam dari Jakarta.
Apa yang terlintas dipikiran begitu mendengar kata Purwakarta?
Kalau saya sih waduk Jatiluhur dan sate Maranggi. Karena dua tempat tersebut yang kerap dijadikan tujuan saat berkunjung ke Purwakarta. Ternyata tidak hanya itu saja. Rupanya ada banyak tempat menarik dan indah yang bisa dikunjungi.
Hal ini berdasarkan pengalaman pribadi yang saya rasakan dan lihat sendiri saat eksplore Purwakarta, akhir pekan kemarin. Saya sungguh terpesona. Wow, amazing Purwakarta.
Rethinking Trip Purwakarta Istimewa
Jadi akhir pekan kemarin bersama teman-teman KOTeKA (Komunitas Traveler Kompasiana) dan Wargakota.pwk (Keluarga Kompasianer Purwakarta) saya mengunjungi dan melihat dari dekat Purwakarta yang sesungguhnya. Melalui kegiatan Rethinking Trip Purwakarta Istimewa.
Salah satu agenda KOTeKA Trip yang sempat vakum akibat pandemi. Setelah kondisi sudah memungkinkan, trip Purwakarta inilah kegiatan offline keluar kota pertama KOTeKA pasca pandemi. Sebelumnya sudah 2 kali kegiatan offline tapi di Jakarta saja.
Mengambil titik kumpul di halte Uki, Cawang. Saya dan teman-teman berangkat ke Purwakarta dengan menggunakan mobil Elf. Kurang lebih 2 jam perjalanan, saya dan rombongan tiba di kantor Dinas Kepemudaan Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Purwakarta.
Kami disambut oleh teman-teman wargakota.pwk, jajaran Dinas Pariwisata dan Ekraf serta para pelaku UMKM daerah Purwakarta. Seperti momdifood, anyelircake_purwakarta, mogakacang.ciganea, pastelkering_mini, perpusdes_sumurugul dan herblasssusi.