Setelah dua tahun menjalani kehidupan dengan proteksi diri yang ketat akibat pandemi Covid-19. Kini kita sudah mendapatkan kelonggaran, terutama dalam penggunaan masker.
Di ruang terbuka kita sudah boleh melepas masker. Kecuali di dalam ruangan yang masih harus tetap menggunakan masker.
Kabar ini disambut gembira oleh mereka yang merasa ngap jika kemana-mana mesti memakai masker. Â Bagaimana dengan mereka yang sudah terbiasa dengan masker? Tentu jadi merasa ada yang kurang jika tidak memakai masker.
Hal itulah yang saya rasakan. Tentu saya menyambut gembira dengan adanya kabar pelonggaran masker. Itu artinya perlahan tapi pasti kita akan memasuki kehidupan  normal. Bisa hidup berdampingan dengan pandemi.
Namun karena sudah terbiasa mengenakan masker, maka saat keluar rumah sudah otomatis memakai masker. Rasanya ada yang kurang jika tidak memakai masker. Padahal tidak ada yang menegur juga kalau tidak memakai masker.
Itulah yang namanya kebiasaan. Dua tahun terbiasa memakai masker dimana pun berada. Tiba-tiba dibolehkan tidak memakai masker jadi agak kikuk lagi. Sama halnya ketika awal-awal diwajibkan memakai masker. Kerap lupa dan merasa tidak sopan kalau berbicara tanpa melepas masker.
Dalam hal ini saya pribadi memutuskan untuk tetap mengenakan masker saat berada di luar rumah. Karena sudah terbiasa. Rasanya ada yang kurang jika tidak memakai masker. Selain itu memakai masker tujuannya baik. Untuk kebaikan diri. Jadi untuk apa dihentikan.
Jauh sebelum adanya pandemi Covid-19, saya sudah terbiasa memakai masker. Alasannya untuk menghindari polusi udara. Juga untuk menjaga diri dari orang-orang yang batuk sembarangan dan membuang dahak sembarangan. Itu kan sumber penyakit juga.
Jadi dengan atau tanpa pelonggaran masker, masker akan tetap menjadi bagian tak terpisahkan. Sudah jadi satu paket dalam penampilan diri. (EP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H