Bicara hari raya Idul Fitri atau lebaran tidak akan lepas dari yang namanya baju lebaran. Terlepas dari baju lebarannya model terbaru atau hanya modifikasi baju lama. Intinya momen lebaran inginnya tampil beda dari biasanya.
Dulu waktu saya masih kecil, ibu seringnya membelikan gaun panjang semata kaki atau dress sebatas lutut untuk baju lebaran. Biar ayu dan kelihatan perempuannya. Begitu dalih ibu. Sebab pakaian saya sehari-hari adalah celana pendek atau celana panjang berbalut kaos oblong.
Hal tersebut berlanjut sampai saya remaja. Barulah ketika saya sudah bekerja dan memiliki penghasilan sendiri mulai bebas memilih jenis pakaian yang disukai. Secara memakai uang sendiri.
Nah, dari sini saya merasa tertarik mengenakan kain dan kebaya dalam berbagai kesempatan. Tidak hanya saat menghadiri undangan pernikahan saja. Sebab kain dan kebaya identiknya dengan acara pernikahan.
Momen lebaran saya tetap memilih berkain dan kebaya. Ternyata tetap nyaman dan terlihat elegan.
Sejak itu jika ada momen apapun yang mengharuskan kita mengenakan seragam, kita lebih menyamakan warna. Sementara untuk model pakaian dibebaskan. Sebab saya akan memilih bentuk baju kebaya kutu baru. Tetap berkain dan kebaya.Â
Warnanya saja yang menyamakan.
Keluarga sudah paham selera saya. Jadi tidak ada yang protes. Lagipula terlihat bagus dan elegan kok. Jadi tidak ada masalah. Sudah sekian momen lebaran saya berbusana seperti itu. Termasuk untuk lebaran tahun 2022. (EP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H