-Perang itu tidak enak. Apalagi perang saudara.
-Wanita dan anak-anak tak berdosa rentan menjadi korban.
-LDR dengan pasangan rentan godaan dan banyak ujiannya.
-Perselingkuhan bisa terjadi di mana saja.
-Sebagai seorang perempuan harus hati-hati dengan rayuan laki-laki. Terutama laki-laki yang memiliki jabatan.
-Dalam lingkup pekerjaan selalu ada yang pro dan kontra dengan sikap kita.
Walaupun film Darah dan Doa bersetting tahun 1950. Masih dalam suasana awal-awal kemerdekaan. Namun kejadian dan peristiwa yang terjadi dalam film tersebut tetap releted sekali dengan zaman sekarang.
Saya sangat terkesan sekali dengan film tersebut. Seorang Usmar Ismail sangat pandai membesut film perjuangan dengan cerita yang manis dan humoris.
Ternyata juga film ini ditulis oleh Usmar Ismail bersama-sama dengan Sitor Situmorang. Wah, saya penyuka karya-karya Sitor Situmorang. Jadi semakin berkesan sekali film tersebut bagi saya.
Bagi teman-teman pencinta film rasanya wajib menonton film Darah dan Doa. Belum afdol sebagai pencinta film kalau belum menonton film tersebut.
Selamat Hari Film Nasional. Semoga perfilman Indonesia semakin maju dan jaya selalu. Salam.(EP)