Rasanya tak percaya kala membaca pesan di grup WAG, kalau Hilman Hariwijaya meninggal. Siapa yang tak mengenal sosoknya? Terutama remaja era 80/90-an. Tokoh Lupus yang diciptakan oleh Hilman dalam novel dengan judul yang sama begitu diidolakan oleh remaja kala itu.
Cowok manis dengan ciri rambut berjambul dan suka mengunyah permen karet. Hampir semua remaja kala itu mengikuti gaya si Lupus. Senang mengunyah permen karet. Meski saya bukan penggemar Lupus, tapi Lupus tetap mewarnai masa remaja saya. Dengan ikutan mengunyah permen karet dan berburu novel Lupus untuk kado orang yang spesial.
Saya pun kebagian kado serupa. Puluhan buku novel Lupus dari kakak kelas yang sedang pedekate. Sebagai orang yang gemar membaca tentu senang-senang saja dihadiahi novel Lupus. Walaupun Lupus bukan novel favorit saya. Namun tetap saya baca dan simpan dengan apik sampai saya menjadi pendidik.
Ketika mulai aktif mengajar di sekolah dan privat dari rumah ke rumah. Saya selalu membawa beberapa buku untuk anak-anak. Termasuk novel Lupus. Usai belajar biasanya saya bercerita tentang sesuatu yang telah dibaca sebelum berangkat mengajar. Anak-anak mendengar dan menyimak dengan baik. Endingnya saya buat mengambang agar anak-anak penasaran.
Begitu mereka penasaran dan ingin tahu kelanjutannya. Barulah saya sodorkan buku yang akan menjawab rasa penasaran mereka. Saya pinjamkan buku tersebut dan novel Lupus menjadi rebutan anak-anak. Meski berbeda generasi tapi cerita dan kekonyolan Lupus mencerminkan gaya remaja pada umumnya. Sehingga tetap digemari oleh remaja generasi berikutnya.
Ketika era-nya sinetron. Hilman ikut mewarnai dunia pesinetronan Indonesia. Siapa yang tak mengenal sinetron Cinta Fitri? Sinetron yang begitu melekat di hati pemirsa dan juga para pemainnya. Bahkan tokoh utama sinetron tersebut menjadi pasangan di dunia nyata. Karena begitu kuatnya karakter cerita dalam sinetron tersebut. Nah, Hilman salah satu sosok dibalik kesuksesan sinetron tersebut. Ia menulis naskah untuk sinetron Cinta Fitri.
Yang terbaru Hilman terlibat dalam produksi Love Story The Series. Kisah tersebut yang sering di-update di media sosial. Maka ketika tiba-tiba mendapat kabar tentang meninggalnya Hilman Hariwijaya, rasanya tak percaya. Sebab tak ada berita sakit yang mengkhawatirkan.
Namun begitulah kenyataannya. Hilman Hariwijaya telah pergi menghadap sang ilahi. Terima kasih telah mewarnai masa remaja saya dengan cerita Lupus-mu. Selamat jalan menuju rumah keabadian. (EP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H