Rumah Dunia, komunitas literasi yang didirikan oleh pasangan suami istri Gol A Gong dan Tias Tatanka serta beberapa sahabat ini, pada 3 Maret 2022 menapaki 2 dekade berkiprah dalam dunia literasi.
Sepanjang 2 dekade tersebut sudah tak terhitung para penulis dan pegiat literasi yang lahir dari rumah dunia. Saya salah satunya. Meski saya tidak menimba ilmu secara langsung di rumah dunia. Namun karya pertama saya (buku) lahir di sana.
Yakni satu buku antologi, satu buku solo dan satu buku duet. Ketiga karya tersebut diterbitkan oleh Gong Publishing. Berkat bimbingan para relawan rumah dunia, akhirnya saya bisa meluncurkan karya berupa buku tepat di Hari Buku Sedunia atau World Book Day. Terima kasih para relawan.
Tiga karya tersebut menjadi tonggak bagi karya-karya saya berikutnya. Sungguh beruntungnya saya bisa menjadi bagian dari rumah dunia. Walau hanya sebatas itu saja.
Bagaimana dengan para relawan rumah dunia yang sehari-hari tinggal dan berada di lingkungan rumah dunia? Tentu lebih berbahagia dibandingkan saya. Sebab berada dilingkungan literasi. Â Belajar langsung dari suhu-nya, Gol A Gong sang Duta Baca Indonesia yang kini sedang melakukan safari literasi di 33 kota. Meliputi Jawa, Bali, NTB dan NTT.
Tidak mudah loh mendirikan komunitas literasi. Apalagi melahirkan generasi literasi yang berani, jujur dan kritis. Namun rumah dunia mampu menyelaraskan keduanya. Bahkan hingga menapaki 2 dekade sebagai komunitas literasi. Luar biasa sekali.
Maka jangan lewatkan untuk bisa singgah ke rumah dunia di Serang, Banten. Ada banyak kegiatan yang bisa  diikuti selama di sana. Mulai dari diskusi buku sampai kelas menulis rumah dunia. Selain itu ada banyak acara yang digelar oleh rumah dunia sepanjang tahunnya.
Kegiatan tersebut meliputi bedah buku, lomba baca puisi, pertunjukan teater, perayaan Hari Kartini, pesta anak, Hari Buku Sedunia, Ode Kampung, Nyenyore, kado lebaran, penerbitan buku dan masih banyak lagi.
Itu semua merupakan kegiatan unggulan rumah dunia. Untuk diketahui bahwa Ode Kampung adalah pertemuan sastrawan se-Indonesia. Sedangkan nyenyore adalah kegiatan menunggu waktu berbuka puasa. Menarik bukan?
Dengan seabrek kegiatan literasi semacam itu, pantaslah jika rumah dunia disebut sebagai komunitas literasi terbesar di Indonesia. Semoga ke depannya rumah dunia lebih maju lagi.
Selamat milad ke-20 rumah dunia. Selama kurun waktu 2 dekade membangun generasi literasi sungguh menakjubkan. Tetap semangat ya? (EP)