Untuk urusan makanan, pada dasarnya saya penyuka segala. Diajak makan makanan tradisional hayuk. Diajak makan makanan Eropa hayuk. Diajak makan makanan Korea hayuk saja.
Namun ketika memilih makanan sendiri, biasanya saya lebih memilih yang unik, khas dan langka. Nah, suatu pagi di akhir pekan yang cerah. Saya berolahraga pagi. Setelahnya mencari sarapan di pasar kaget sekitar rumah.
Makanan yang dijumpai seperti umumnya. Nasi uduk, bubur ayam, nasi bakar, lontong sayur, dan ketupat sayur. Hmmm, apa ya yang menarik selain makanan tersebut? Saya pun berkeliling melihat-lihat sekitar.
Tiba-tiba saya melihat satu pedagang yang di gerobaknya tertulis nasi berkat. Sudah gitu dibungkus daun waru (tebakan saya). Penasaran dong. Maka saya pun menuju gerobak tersebut. Ketika saya tanya daun pembungkusnya. Ternyata menggunakan daun jati. Wah, menarik.
Saya pun memilih nasi berkat daun jati untuk sarapan. Selain langka, untuk obat kangen akan suasana di kampung. Jadi dulu itu ketika saya masih kecil, di kampung ibu daerah Banyumas. Kalau ada kenduri atau selametan, nanti pulangnya dibawain nasi berkat yang dibungkus daun waru. Bedanya yang saya beli sekarang dibungkus daun jati.
Dulu saja makan begitu saja rasanya nikmat sekali. Apalagi sekarang yang jarang-jarang ketemunya. Nikmatnya luar biasa. Padahal isinya juga biasa saja. Nasi dan aneka sayur yang dioseng-oseng. Mungkin karena sudah lama tak mencicipi makanan tersebut.
Jadi nasi berkat daun jati memang makanan khas di beberapa daerah di Indonesia. Seperti Pacitan, Wonogiri dan Trenggalek. Di daerah tersebut pada khususnya dan daerah lain di Indonesia pada umumnya. Jika mengadakan acara kenduri, selamatan atau hajatan. Suguhan nasinya seperti itu. Bukan dibungkus karton makanan atau kotak makan dari plastik.
Khas dan unik bagi saya yang sudah lama tinggal di kota besar. Oleh karenanya langsung menarik perhatian dan perut saya. Hmmm, saatnya merasakan lagi nikmatnya nasi berkat daun jati. (EP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H