"Hallo sahabat museum. Selamat hari museum nasional. Salam museum."
"Museum di hatiku."
Bagi pegiat museum atau pencinta museum tentu sudah tak asing dengan sapaan seperti itu. Namun bagi yang belum mengerti bisa jadi akan bingung mesti menjawab apa jika di sapa demikian.
Jawabannya adalah museum di hatiku. Inilah salam sapa yang berlaku di kalangan para pegiat museum. Next, jika ada yang menyapa seperti itu sudah tidak bingung lagi ya? Â
Bicara museum, sebagai warga Tangerang saya ingin merekomendasikan untuk sahabat semua nih. Terutama untuk sahabat museum yang mungkin belum tahu. Kalau di Tangerang ada museum yang cukup terkenal. Namanya Museum Benteng Heritage.
Museum Benteng Heritage hasil restorasi bangunan arsitektur tradisional Tionghoa. Dan menjadi salah satu bangunan tertua di Kota Tangerang. Dibangun pada pertengahan abad ke-17.
Di sini sahabat museum bisa melihat artefak kehidupan masa lalu, karya sastra, koleksi botol kecap yang diproduksi di Tangerang dan lain sebagainya.Â
Bicara kecap, kecap produksi Tangerang sangat terkenal loh. Kecap lokal yang paling tua dan tetap berproduksi sampai sekarang. Namanya kecap Benteng SH.Â
Sedangkan bicara artefak kehidupan masa lalu, dimulai dari kedatangan armada Cheng Ho dengan 300 kapal dan 30.000 pengikut ke Indonesia. Salah satunya ada yang mendarat di Teluk Naga, Tangerang. Yakni pada tahun 1407.Â
Rombongan yang dipimpin oleh Chen Li Lung diyakini sebagai nenek moyang penduduk Tionghoa di Tangerang. Yang dikenal dengan sebutan China Benteng.