Saya termasuk orang yang gemar mengoleksi barang-barang unik dan pernak-pernik lucu. Jadi kalau ditanya apa saja koleksi barang saya? Lumayan banyak.
Ada koleksi perangko, koleksi kartu telepon, koleksi tiket, koleksi kartu pos, koleksi kartu lebaran, koleksi sumpit dan lain-lain.Â
Awal hobi mengoleksi benda-benda tersebut karena sayang mau dibuang. Begitu sudah terkumpul ternyata bagus dan menarik juga.
Benda pertama yang saya koleksi adalah perangko. Hal ini terkait hobi surat menyurat yang saya tekuni sejak SD. Kalau mendapatkan surat dari sahabat pena. Perangkonya saya lepas dan simpan. Sayang kalau dibuang. Karena bagus-bagus. Apalagi ada perangko dari luar negeri.
Dulu saya masih belum paham tentang koleksi perangko. Begitu sudah mengetahui tentang filateli, saya pun membeli album khusus kemudian merapikan perangko-perangko tersebut. Mengoleksinya sampai sekarang.
Kemudian pada saat musimnya menelpon dengan menggunakan kartu. Saya juga menyimpan kartu telepon bekas tersebut. Sayang kalau dibuang. Ternyata begitu dimasukkan album, bagus juga. Akhirnya saya sengaja mengumpulkan dan meminta dari teman-teman yang punya juga.Â
langka. Menjadi bagian dari sejarah pertelekomunikasian Indonesia. Saya senang pernah mengalami masa-masa itu dan masih menyimpan barang tersebut.
Kini kartu telepon semacam itu menjadi barangSelanjutnya barang yang saya koleksi adalah tiket. Dulu itu kan setiap pertunjukan, perjalanan atau pun mengunjungi suatu tempat. Tanda bukti pembayarannya berupa tiket. Nah tiket-tiket tersebut saya simpan dan masukkan album juga. Hasilnya bagus juga.Â
Meski dulu karena tidak sengaja mengumpulkan tiket. Kini tiket-tiket tersebut menjadi barang langka yang jarang ditemui. Pada saat saya mengajar anak-anak SD dan SMP. Koleksi barang-barang saya menjadi inspirasi mereka dalam berkarya.
Bagaimana mereka bisa tahu koleksi saya? Jadi kalau akhir pekan atau libur sekolah. Mereka suka kangen dengan saya. Lalu menelepon dan minta ijin untuk main ke rumah.
"Aku boleh enggak main ke rumah Bu Erni. Kangen. Selama liburankan enggak ketemu ibu."