Dua tradisi sahur yang sangat melekat dalam ingatan saya adalah suara toa dari masjid dan suara orang keliling kampung membunyikan benda-benda, sambil berteriak sahur.
Untuk tradisi keliling kampung masih saya jumpai sampai sekarang. Di kampung saya setiap pukul 03.00 dini hari rombongan itu datang. Membunyikan benda-benda yang dibawa sambil berteriak sahur, sahur.
Bagi saya pribadi hal ini sangat menyenangkan. Kampung kita jadi ramai. Bangun sahur tidak telat. Jadi penanda tanpa perlu melihat jam, begitu suara mereka terdengar.
"Oh, sudah pukul 03.00."
Sangat khas dan hanya ada saat Ramadan. Tradisi sahur di kampung saya yang masih terjaga.
Namun ada juga tradisi sahur yang sudah hilang sama sekali. Yaitu suara toa dari masjid yang memberitahukan waktu imsak.
Sebelum ada kontroversi tentang suara toa di masjid. Di masjid dekat rumah setiap mendekati imsak akan ada pemberitahuan.Â
"Imsak 5 menit lagi. Siap-siap."
Berhubung suara membangunkan sahur sudah dari anak-anak yang keliling kampung. Maka suara toa dari masjid pemberitahuan waktu imsak. Untuk selanjutnya suara azan.Â
Sesungguhnya tidak menggangu. Justru membantu. Mengingatkan kita untuk bersiap-siap salat subuh di masjid. Namun karena ada peristiwa kontroversi tersebut akhirnya tidak ada lagi suara toa dari masjid.
Jujur saya merindukan tradisi sahur satu ini yang hilang sama sekali. Dua hal di atas tradisi sahur secara umum di kampung saya.