Ups. Awalnya saya anggap pernyataan itu hanya guyonan semata. Ternyata tidak. Memang begitulah adanya. Berdasarkan kenyataan yang dihadapi oleh seorang teman yang bekerja sebagai perawat pribadi lansia.
Selama ini saya mengetahui jenis pekerjaan tersebut dari obrolan semata. Terutama dari mereka yang akan bekerja ke luar negeri sebagai TKW. Kebanyakan memilih pekerjaan sebagai perawat lansia.
Namun setelah memiliki teman yang pekerjaannya merawat lansia dan melihat sendiri bagaimana dia bekerja. Saya sungguh salut terhadap dirinya. Sebab jenis pekerjaannya tersebut membutuhkan kesabaran yang sangat luar biasa. Lahir dan batin.
Bagaimana tidak? Jika sepanjang hari dia berada di dalam kamar menunggui kakek atau nenek yang dirawatnya. Kalau si kakek atau nenek yang dia rawat masih bisa duduk di kursi roda, tentu masih ada waktu baginya untuk menghirup udara luar saat mengajak jalan-jalan si kakek atau nenek.
Namun jika si kakek atau neneknya sudah tidak bisa melakukan apa-apa. Hanya di tempat tidur saja. Maka si perawat harus senantiasa di sampingnya. Hal itulah yang dijalani oleh teman saya selama menjadi perawat pribadi lansia. Memang benar-benar seperti di penjara.
Kebetulan saya pernah sehari bersamanya. Berhubung dia tidak bisa keluar rumah. Maka saya yang berkunjung ke tempatnya bekerja. Sebuah rumah besar di salah satu kawasan elit Jakarta.Â
Sesuai perjanjian kerja, teman saya ini memang tidak bisa keluar rumah. Sebab urusan si nenek, kebetulan yang dirawat oleh teman saya ini seorang nenek. Semua sudah diserahkan kepada teman saya. Dia yang bertanggungjawab mengurus segala keperluan si nenek. Jika ada keluarga atau teman yang ingin berkunjung dipersilakan. Asal hari Sabtu atau Minggu. Karena mereka semua ada di rumah.
Mungkin khawatir juga kalau ada yang berkunjung sementara mereka tidak di rumah. Maka begitulah. Saya mengunjungi si teman dalam suatu kesempatan. Berkenalan dengan tuan rumah dan si nenek yang tergeletak di tempat tidur. Tidak bisa berbicara. Hanya mata dan telinganya yang masih berfungsi.
"Yah, beginilah pekerjaanku."
Saya perhatikan sekeliling ruangan kamar tempatnya bekerja sehari-hari. Serba ada. Kulkas, televisi, kamar mandi. Sudah seperti di kamar hotel.
"Mba betah enggak keluar rumah sama sekali?" tanya saya ingin tahu.