Tahun 2020 merupakan tahun yang penuh kejutan bagi saya. Bagaimana tidak? Mengawali tahun 2020 rumah saya terkena banjir hingga setinggi dada.
Tahun 2020 Belajar Tentang IkhlasSeumur-umur baru kali itu daerah tempat tinggal saya terkena banjir. Jadi terbayangkan bagaimana panik dan bingungnya menghadapi musibah tersebut? Jangankan persiapan menghadapi bencana. Menduga akan terkena bencana banjir pun tidak.
Karena memang daerah tempat tinggal saya bukan di daerah rawan bencana. Jauh dari bantaran sungai. Bukan di daerah dataran rendah. Secara logika sangat jauh dari kemungkinan banjir. Dan memang tidak pernah terjadi banjir.Â
Maka ketika awal tahun 2020 terkena banjir, bahkan hingga setinggi dada. Shock yang saya dan mungkin hampir semua warga sana rasakan. Tapi mau bagaimana lagi? Namanya musibah atau bencana sudah bagian dari skenario Tuhan. Jadi kita tinggal menjalaninya saja. Pasti ada hikmah dibalik semua kejadian yang Tuhan berikan. Walau itu bernama musibah.
Benar saja. Setelah mengalami musibah banjir. Saya lebih ikhlas dalam menjalani kehidupan. Artinya ketika mengalami kegagalan atau kehilangan atas suatu hal, rasanya tidak terlalu kecewa atau sedih yang berkepanjangan. Bisa dibilang jadi biasa saja.Â
"Woles aja sih."
Begitu istilah anak zaman sekarang.Â
Banjir mengakibatkan saya kehilangan banyak benda-benda kesayangan tanpa bisa menyelamatkannya. Karena semua terjadi begitu tiba-tiba dan cepat sekali kejadiannya. Saya hanya bisa tercenung dan merenung.
"Kalau Tuhan sudah berkehendak. Apa yang bisa kita perbuat selain pasrah?"
Dari situlah saya belajar ikhlas dan mengikhlaskan segala sesuatu yang bukan milik kita lagi. Awalnya memang tidak mudah. Tapi seiring berjalannya waktu saya bisa melalui semua dengan lapang hati.
Namun namanya hidup tidak pernah lepas dari yang namanya masalah. Selesai satu masalah muncul masalah baru. Kali ini berskala nasional bahkan dunia. Artinya semua orang merasakan dampak dari permasalahan yang ditimbulkan. Yakni pandemi Covid-19.