Bagi kebanyakan orang di Indonesia, yang namanya sarapan berarti makan nasi berikut lauknya di pagi hari.Â
Meski sudah makan segala macam kalau perutnya belum diisi nasi namanya belum sarapan. Terlepas dari banyak atau sedikit nasi yang dimakannya. Tak terkecuali saya.
Maka sudah menjadi tradisi turun-temurun kalau sebelum azan subuh berkumandang, kita perempuan harus sudah bangun dibandingkan yang lain.Â
Tak lain dan tak bukan agar bisa menyiapkan makanan untuk keluarga. Terutama untuk mereka yang akan beraktifitas di pagi hari. Seperti berangkat sekolah atau sebelum berangkat kerja.
Namun yang namanya "mood" perempuan itu kan naik turun ya? Jadi tidak setiap bangun pagi bisa dengan senang hati berkutat di dapur untuk menyiapkan sarapan.
Apalagi dalam situasi seperti sekarang ini. Judulnya "Work From Home" tapi capeknya lebih-lebih dari bekerja di kantor. Karena bisa bolak-balik masak. Bolak-balik bikin makanan.
Sebenarnya sih senang-senang saja. Karena waktu berkumpul dengan keluarga jadi lebih banyak. Bermain, belajar dan bercengkrama dengan anak-anak hingga malam.Â
Giliran bangun pagi agak-agak malas. Apalagi dalam situasi seperti ini yang tidak bebas ingin belanja ke sana-sini. Harus menunggu jatah belanja biar sekalian.
Makanya harus menyetok makanan yang awet dan cepat saji. Yaitu telur dan mie instan. Jadi kalau sedang malas masak di pagi hari cukup sarapan nasi dan telur ceplok.
Tapi nasi dan telur tiap sarapan tentu bosan. Untungnya ada stok Nori juga. Nama lain dari rumput laut. Yaitu berasal dari bahasa Jepang. Karena nori ini termasuk terkenal di negeri sakura sana.Â
Biasa digunakan sebagai hiasan makanan bahkan lauk makan. Kalau pernah makan sushi, nah warna hijau yang menggulung sushi itu adalah si nori ini alias rumput laut.
Karena saya penggemar sushi, maka nori menjadi  salah satu penghuni kulkas. Niat awalnya ingin membuat sushi ala saya gitu kalau waktunya sudah longgar.
Ternyata "mood" untuk membuat sushi enggak muncul-muncul. Justru "mager" alias malas gerak yang menghampiri. Di pagi hari pula. Waktu yang menurut saya "riweh." Karena mesti membuat sarapan.
Akhirnya membuat telur dadar lagi. Tapi dipikir-pikir kok kasihan juga ya? Sarapan telur lagi telur lagi. Enggak kreatif banget.Â
Nah, dari sini teringat si nori yang belum diolah. Jadilah membuat sarapan nasi nori saja agar lebih bervariasi. Meski judulnya telur juga lauknya.
Menurut saya nasi nori merupakan sarapan paling praktis di dunia? Kenapa begitu? Karena tidak perlu menyalakan kompor. Hanya dengan meletakkan nasi di atas lembaran nori, lalu menggulungnya sedikit. Kemudian tata di atas piring. Jadilah menu sarapan menarik.
Berhubung saya sudah membuat telur dadar. Maka saya tambahkan irisan telur di dalam nasi nori-nya. Ternyata enak juga ya? Karena si nori sendiri sudah terasa asin dan gurihnya.
Disajikan bersama secangkir green tea, menarik juga. Tak kalah menarik dengan sajian di kafe-kafe itu loh! Hmmmm.....(EP)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI