Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pentingnya Memiliki Perlengkapan Berpetualang Meski Bukan Pencinta Alam

5 Januari 2020   02:24 Diperbarui: 5 Januari 2020   21:33 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tas gunung, sleeping bag, matras dan termos kecil, perlengkapan yang biasa dimiliki oleh para pencinta alam. Terutama bagi mereka yang senang mendaki gunung. Atau setidaknya mereka yang menyukai petualangan.

Saya termasuk kategori ketiga. Gemar berpetualang. Maka saya merasa "wajib" memiliki tiga perlengkapan tersebut.

Ketika melakukan perjalanan kemana pun, empat perlengkapan tersebut sebisa mungkin selalu dibawa. Terutama saat melakukan riding ke luar kota.

Pada saat partner riding atau saya sendiri merasa lelah diperjalanan, bisa sewaktu-waktu berhenti tanpa pusing-pusing mencari tempat istirahat. 

Gelar matras di alam terbuka sambil menyeduh kopi panas, ini nikmat luar biasa yang dirasa dalam perjalanan.

Lalu bagaimana dengan mereka yang tidak suka berpetualang? Apa perlunya memilki semua perlengkapan tersebut? Tinggal duduk manis sambil klak klik ponsel maka muncul hotel terdekat yang bisa dijangkau. 

Eits, jangan salah. Pencinta alam atau bukan, gemar berpetualang atau tidak. Menurut saya "penting" memiliki empat barang-barang pencinta alam tersebut.

Karena apa? Barang-barang tersebut sangat bermanfaat ketika kita mengalami musibah. Namanya juga musibah, mana kita tahu kapan terjadinya? Pokoknya tiba-tiba saja datangnya. Seperti jailangkung lah. Datang tak diundang pulang tak diantar.

Hal ini berdasarkan pengalaman saya pada saat terkena banjir hingga sebatas pinggul tanggal 1 Januari kemarin. Seumur-umur baru pertama kali ini merasakan rumah kebanjiran sampai setinggi itu pula.

Meski untuk pertama kalinya merasakan banjir, tetapi jujur saya tidak terlalu panik berkelanjutan. Sebab barang-barang penting dan berkas-berkas berharga selalu saya masukkan dalam satu tas ransel tahan air. Dan meletakkannya di tempat yang tinggi. Tas siaga bencana orang menyebutnya.

Pada saat air masuk ke dalam rumah sampai setinggi betis. Hal pertama yang saya lakukan adalah menyelamatkan buku-buku. Lalu koleksi kain dan lain-lain. Ketika air sudah semakin tinggi hingga ke pinggul. Saya pun memutuskan untuk meninggalkan rumah. Mengungsi ke tempat yang aman. Tak lupa tas ransel besar itu saya raih dengan memanjat kursi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun