Hujan mulai reda. Banjir pun perlahan mulai surut. Saya kembali ke rumah usai mengungsi akibat banjir yang menerjang wilayah tempat tinggal.
Bingung. Mau  mulai darimana? Melihat rumah yang seperti kapal pecah. Semua ingin dirapikan. Tentu saja harus ada yang diprioritaskan.
Akhirnya saya mengeluarkan semua barang-barang ke halaman. Kemudian menyemprot rumah dan mengepelnya dengan rapi.Â
Setelah lantai dan tembok terlihat bersih. Langkah selanjutnya membereskan buku dan berkas-berkas yang sebagian terkena air.Â
Dengan sedih hati ada beberapa buku yang harus direlakan untuk dibuang. Sebab sudah  tidak bisa diselamatkan.
Saat sedang membereskan berkas-berkas. Saya menemukan amplop yang begitu diihat ternyata surat cinta. Basah tetapi tintanya masih jelas dan tidak hilang.
Ya, Tuhan. Surat cinta pertama saya di tahun 1994. Dua puluh enam tahun silam. Rupanya masih tersimpan rapi. Meski terlupakan. Atas kuasa-Nya surat itu tidak luntur. Ditunjukkan kembali pada saya.
Dengan perasaan haru, saya baca kalimat yang tertera dalam sampul tersebut.
Kepada Yang Kucintai
Erni Purwitosari