Cukup lama saya putus asa dengan Kompasiana. Tiba-tiba muncul hasrat yang begitu menggebu dalam hati ini untuk bisa menulis di https://www.kompasiana.com
Kalau tidak salah sekitar tahun 2015 akhir. Usai menonton motoGP, saya membaca tulisan-tulisan menarik di media online terkait Valentino Rossi.
Tangan ini gatal sekali untuk memberi komentar pada artikel yang saya baca. Tetapi untuk bisa berkomentar harus masuk ke dalam akun terlebih dulu.
Maka saya bertekad keras untuk bisa membuat akun di Kompasiana. Alhamdulillah kali ini berhasil. Bukan main senangnya perasaan saya saat itu. Dengan segera saya tuangkan apa yang terasakan di hati dan kepala ini ke dalam tulisan.
Usai menulis tinggal dipublish. Bereskan? Seharusnya. Tetapi lagi-lagi saya harus kecewa. Kok sulit sekali mempublish tulisan ini. Saya sampai terkantuk-kantuk hingga tertidur.Â
Saya terkejut ketika terbang dan mendapati akun saya masih menyala. Begitu saya lihat seketika kantuk saya hilang. Tulisan saya sudah terpublish dan terdapat kata "pilihan" di sana. Yeaaaah, akhirnya saya sukses menulis di Kompasiana.
Saya langsung share tulisan tersebut kepada teman-teman yang senior. Sebagai ungkapan rasa senang sekaligus meminta kritik dan sarannya. Alhamdulillah mereka mensupport semua yang saya lakukan.
Serba-serbi Menulis di Kompasiana
Setelah sukses dengan tulisan pertama tidak lantas membuat saya lancar jaya menulis di Kompasiana. Niat hati ingin rajin memposting tulisan di sana. Namun ada saja kendalanya