Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Jamu Bungkus, (Ternyata) Masih Jadi Primadona di Era Milenial

10 Juli 2019   10:05 Diperbarui: 14 Juli 2019   06:36 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pedagang jamu langganan - Dokpri

Iya, sih. Begitu juga dengan adik saya. Kata saya dalam hati. Ini soal keyakinan juga sih. Mungkin kalau saya dan adik-adik masih setia dengan jamu, itu karena didikan orang tua. Sementara si anak muda yang generasi milenial tentu karena kesadaran sendiri. 

Hal tersebut membuktikan bahwa jamu bungkus dengan segala khasiatnya masih menjadi primadona di beberapa kalangan. Meski pedagang jamu tak sebanyak dulu. Namun keberadaannya masih dibutuhkan. 

Jika ada yang berpendapat, "Hari gini jualan jamu apa ya masih laku?" Ups. Jangan salah. Masih sangat laku. Buktinya tukang jamu langganan adik saya ini sudah puluhan tahun setia dengan jamunya. Karena memang ada peminat dan pelanggan setianya. Adik saya salah satunya. 

Lantas bagaimana dengan isu yang sempat beredar kalau minum jamu tidak bagus untuk ini dan ini?

"Namanya orang dagang mah ada aja Neng isu yang menerpa. Jangankan jamu. Tahu aja pas ada isu begini begitu bikin pembeli kabur. Saya mah enggak pernah takut. Selama yang kita jual memang bener. Alhamdulillah saya puluhan tahun jualan jamu enggak pernah ada masalah," terang si bapak penjual jamu.

Intinya rezeki memang sudah ada yang mengatur. Mau berdagang apa saja pasti ada pasarnya tersendiri. Yang penting selalu menjadi pedagang yang baik. (EP) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun