TEMANKU LIMA BENUA. Ini bukanlah nama sebuah komunitas atau kelompok tertentu. Melainkan nama seorang remaja putri kelas XI SMAN 3 Klaten. Bagi yang tidak yakin, bisa goegling mencari tahu nama tersebut. Pasti akan muncul wajah seorang remaja putri yang murah senyum.
Saya bertemu dengannya saat acara Kongres Kebudayaan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Jakarta beberapa waktu yang lalu. Bersama founder Sahabat Budaya Indonesia, Romo Mudji dan Profesor Nunus, kami hendak mendatangi sebuah acara di salah satu ruang perpustakaan. Tiba-tiba seorang remaja putri menyapa kami dengan ramahnya. "Silakan! Mari saya sket ya? Tidak lama kok. 1 menit saja."
Temanku Lima Benua. "Ini nama komunitasmu ya?" tanya saya. "Oh, bukan. Ini nama saya," sahutnya. "Unik sekali," kata saya lagi. "Siapa yang memberi nama itu," sambar Romo Mudji. "Om WS Rendra," sahutnya. "Kamu anaknya Rendra?" tanya Romo Mudji lagi. "Bukan. Ayah saya kawan dekat Om WS Rendra."
Sudah ribuan sketsa wajah yang ia buat. Atlet-atlet Asian Games dan Asian Para Games berikut official termasuk didalamnya. Anak muda yang energik dan penuh bakat. Ia pula yang mendirect serta mendorong adanya gelaran Klaten Biennale 2017. Jujur iri dengan kiprahnya. Masih muda tetapi memiliki semangat luar biasa untuk memajukan kampung halaman dan negeri tercinta ini. Dulu seusia dirinya saya hanya apa? Rasanya belajar saja tak banyak berkiprah.Â
Note :
Ulasan ini dimuat juga dalam blog pribadi http://catatandenik13.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H