Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berburu 73 Gapura untuk 73 Tahun Kemerdekaan Indonesia (Bagian Tiga)

19 Agustus 2018   05:07 Diperbarui: 20 Agustus 2018   20:34 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan hari ketiga saya dalam rangka berburu 73 gapura di gang-gang perkampungan warga, dalam rangka menyemarakkan ulang tahun kemerdekaan Indonesia cukup menyenangkan kali ini. Karena ada sekitar 13 buah gapura yang saya jumpai dalam sehari ini.

Berawal dari niat untuk menyaksikan acara perlombaan tujuh belasan, karena kebetulan hari itu bertepatan dengan tanggal 17 Agustus. Maka saya sengaja keluar rumah untuk bersepeda meski hari libur. Ingin melihat perlombaan yang unik-unik.

dokpri
dokpri
Tapi ternyata di RT tempat tinggal saya tidak mengadakan lomba tujuh belasan. Tentu saja saya sedikit kecewa. Akhirnya saya berkeliling kampung untuk mengetahui adakah lomba-lomba ditempat lain. Ternyata hanya sebagian RT yang menyelenggarakan. Jadilah saya terus berkeliling kampung. 

Tak terasa perjalanan saya sudah jauh meninggalkan daerah tempat tinggal. Akhirnya diniatkan saja nyepedaan hari itu sekalian mencari gapura. Rupanya sulit saudara-saudara. Dari satu perkampungan yang terdiri dari 15 gang saja hanya satu yang menghias gangnya dengan gapura. Selebihnya hanya memasang umbul-umbul dan bendera merah putih. 

dokpri
dokpri
Wow, perjalanan yang menyadarkan betapa semakin lama tradisi semacam ini mulai pudar tergerus zaman. Ketika iseng saya tanya salah satu warga, kenapa tidak menghias gangnya dengan gapura yang menarik sebagai partisipan dalam menyemarakkan HUT RI. Jawabnya santai sekali. "Daripada uangnya buat nyumbang bikin gapura. Mending buat beli beras."

Wow, sedemikian perhitungannyakah? Padahal hanya setahun sekali. Dan hanya sebatas partisipasi dalam rangka menyemarakkan HUT RI. Bagaimana jika hidup di zaman penjajahan, yang harus merebut kemerdekaan dengan mengangkat senjata. Mempertaruhkan nyawa untuk bisa mengibarkan sang merah putih di bumi Pertiwi?

Di mana rasa nasionalisme Anda Bung? Saya hanya menggelengkan kepala. Semoga orang-orang seperti itu hanya segelintir saja. Dalam hati bertanya-tanya. "Apakah pemikiran seperti ini yang ada disebagian besar masyarakat kita saat ini? Sehingga semarak kemerdekaan yang saya lihat dan rasakan sekarang ini tidak seperti zaman saya kecil. Begitu meriah, begitu dinantikan dan begitu antusias para warga dalam menghias gang-gang tempat tinggalnya. Seolah ingin terlihat paling menarik.'

dokpri
dokpri
Zaman memang sudah berubah. Demikian juga dengan sifat manusia. Masing-masing memiliki pendapat yang tak sama satu sama lain dalam memaknai kemerdekaan Indonesia. Dan saya akan terus berjalan dengan niat baik yang ada dibenak ini. Bahwa berburu gapura HUT RI merupakan tantangan dan seperjuangan tersendiri dalam mendapatkannya. Meski tidak mudah tapi saya tak akan menyerah sampai mendapatkan 73 buah gapura. Karena inilah cara saya menyemarakkan kemerdekaan Indonesia. Merdekaaaaa!!!! (Denik)

Bersambung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun