Mohon tunggu...
Deni DJ
Deni DJ Mohon Tunggu... profesional -

Nothing shows a man's character more than what he laughs at-Johan Wolfgang von Goethe-\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humor

Belajar dari Kisah Sukses Jay Leno-The King of Tonight Show (Part 1)

13 Oktober 2014   06:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:15 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Tulisan ini disarikan dari buku Behind the Curtain-An Insider's View of Jay's Leno Tonight Show dengan pengarang Dave Berg.

Tulisan ini diharapkan dapat menjadi referensi khususnya kepada pelaku show business dan umumnya kepada pelaku bisnis. Tulisan ini merupakan lanjutan dari keresahan dari kompasianer Arief Firhanusa, Odios Arminto, serta kompasianer lainnya yang tidak dapat saya jelaskan satu per satu terhadap situasi terkini industri komedi tanah air Indonesia.

Kekurangan dalam diri Jay, bukan alasan untuk menyerah pada nasib

Jay bukan seseorang yang yang lahir dengan wajah yang rupawan dan otak yang cemerlang. Hal ini sangat bertolak belakang dengan Pakde Kartono yang ganteng dan mempunyai IQ 135 di saat lapar. Jay adalah seorang yang mengidap dyslexia, atau kesulitan dalam membaca. Ibunya seringkali berkata kepada Jay, bahwa Jay harus bekerja lebih keras dibandingkan dengan orang lain jika ingin berhasil. Pernyataan itu rupanya tertanam di benak Jay, sehingga menjadikannya seorang yang workaholic.Tidak ada seorangpun, bahkan pengkritik Jay yang paling keras sekalipun, yang akan mempertanyakan bahwa jay adalah orang yang paling keras dalam bekerja di show business.

Jay selalu memposisikan diri sebagai underdog dalam berkompetisi

Jay seringkali menceritakan pertemuan antara dia dengan ibunya bersama konselor sekolah waktu di SMA yang berkata: “Pendidikan bukan untuk semua orang.” Konselor sekolah tersebut menyarankan Jay agar mempertimbangkan untuk tidak melanjutkan sekolah dan dapat mengambil pekerjaan paruh waktu di Mc Donald sebagai pilihan kariernya.”

Yang paling menarik dari cerita ini adalah Jay memutuskan untuk bekerja di Mc Donald, di mana dia memenangkan lomba pencarian bakat dan memutuskan untuk masuk ke industry comedy. Jay kemudian melanjutkan study ke Emerson College di Boston, di mana dia memulai karier sebagai penulis dan performer comedy sketches dengan teman satu kamarnya.

Jay tidak menganggap pernyataan dari konselor sekolahnya itu sebagai suatu penghinaan. Jay menilai saat ini orang-orang seringkali menilai terlalu tinggi terhadap harga dirinya.Bagi Jay, “tidak ada yang salah dengan perasaan bahwa kita adalah bukan yang terbaik!” Mungkin karena anda bukan yang terbaik, sehingga menjadikan anda harus bekerja lebih keras dibandingkan dengan yang lain.” Dalam situasi yang sangat kompetitif, Jay malah seringkali memposisikan diri sebagai underdog, meskipun sebenarnya dia tidak begitu.

Kesuksesan memerlukan kesabaran dan butuh proses

Di awal kariernya, Jay pernah mengalami masa-masa suram, yaitu tidak memiliki tempat yang tetap untuk tidur, karena belum memiliki tempat tinggal sehingga berjalan seharian di tengah kegelapan malam hari. Jay pernah di tangkap oleh polisi selama 2 hari berturut-turut di Hollywood Boulevard. Di tahun 2000, saat Jay mendapatkan penghargaan Hollywood Walk of Fame, pada saat perayaan tersebut, walikota Hollywood memberikan pengampunan atas tindakan criminal yang telah dilakukan Jay pada saat memulai karier yang dihadiri oleh polisi yang saat itu menangkapnya sebagai salah satu tamu yang diundang.

Bagi seorang Komedian, jalan menuju kesuksesan adalah hanya melalui acara The Tonight Show, dan memerlukan waktu bertahun-tahun sampai bisa “ditemukan” oleh Johny Carson. Jika Johny tidak menyukainya, maka mereka tidak akan pernah terlihat lagi. Jika mereka mendapatkan kesempatan kedua, umumnya tidak akan berlangsung lama. Seorang Komedian muda berhasil menunjukkan “bakat-nya” dalam penampilan perdana bersama Johny. Penampilan kedua hasilnya baik, akan tetapi penampilan ke-tiga dan ke-empat hanya biasa saja. Komedian muda tersebut tidak pernah terlihat lagi dalam kurun waktu 8 tahun. Komedian tersebut adalah Jay Leno.

Untuk menghasilkan 12 menit Talk Show yang berkualitas memerlukan bantuan team penulis, perencanaan 12 jam dan istirahat tidur 4 jam

Jay dan team penulis tiap hari memilih ratusan jokes setiap hari, sampai sekitar 1500-an dan kemudian hanya menggunakan 25 jokes yang paling lucu hanya untuk 12 menit monologues. Menghasilkan jokes yang sangat lucu secara konsisten membutuhkan upaya yang tanpa henti dan sangat melelahkan. Akan tetapi, Jay melihatnya sebaliknya. Ketika seseorang bertanya kepada Jay bagaimana dia bisa bertahan menjalani rutinitas yang melelahkan tersebut, maka dia akan berkata: “Write joke. Tell joke. Get paid.” Pernyataan tersebut sebenarnya karena Jay menjadikan pekerjaannya sebagai hal yang rutin tapi menyenangkan.

Keseharian Jay dimulai pada malam hari. Dia membawa sendiri salah satu dari koleksi mobilnya pulang dari NBC sekitar jam 6 sore hari ke rumahnya di Beverly Hills yang kemudian akan dilanjutkan dengan makan malam. Setelah itu Jay akan mulai membaca dan memilih jokes yang akan dibawakan keesokan harinya. Hal ini dilakukannya dengan rutin setiap hari. Ketika Jay merasa sudah hampir setengah dari pekerjaannya untuk keesokan harinya sudah rampung, maka dia akan beranjak ke tempat tidur, yang pada umumnya sekitar jam 2 pagi, dan bangun pagi sekitar jam 6 pagi.

Jay tiba di kantor NBC sekitar jam 08.15 pagi, kemudian dia akan sedikit berolah-raga, meskipun hal ini sesuatu hal yang kurang disukai oleh Jay. Setelah itu Jay akan berdiskusi dengan kepala dari team penulis untuk menentukan jokes yang akan ditampilkan dalam monologue. Proses ini dilakukan setelah melakukan uji coba “apakah jokes yang dipilihnya dapat memancing tawa” dengan banyak orang di NBC sampai menjelang acara dimulai, yaitu jam 4 sore. Jay menjadikan rutininas ini dengan standar kerja yang sangat tinggi dan sangat terorganisir. Karena menurut Jay: “Just because the monologue “killed” today didn’t mean it would tomorrow”.

Saat diwawancara oleh Ellen Degeneres, Jay menjelaskan bahwa persiapan Tonight Show lebih sulit dibandingkan dengan persiapan stand up comedy yang dilakukan pada awal kariernya. Di Tonight Show, dia harus menggunakan jokes yang selalu harus baru di satu tempat yang sama, yaitu studio NBC. Sedangkan stand up comedy, anda bisa menggunakan jokes yang sama, tempatnya saja yang berbeda-beda.

Jay selalu fokus terhadap apa yang dikerjakannya

Dalam hal makanan, Jay bukan seorang tipe pemilih. Dia bisa memakan makan siang yang sama dalam waktu satu tahun. Dia bisa memakan paha dan dada ayam selama satu tahun. Kemudian makan kalkun di tahun berikutnya. Jay melakukan hal ini karena dia ingin lebih banyak menghabiskan waktu untuk memikirkan jokes dibandingkan harus menghkhawatirkan apa yang harus dia makan.

Jay Leno adalah tipe orang yang tidak bisa diam. Dia hanya bisa fokus terhadap satu topik diskusi antara 10-30 detik. Dave Berg seorang co-producer dari The Tonight Show menduga hal tersebut terjadi karena Jay Leno adalah seorang ADHD. Menurut Dave, banyak orang di dalam show business yang berperilaku seperti itu. (Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun