Mohon tunggu...
Deni Deni
Deni Deni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Deni hobi volibal belajar di kampus muhamadiah mataram

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori psikososial erik erikson

20 Januari 2025   19:41 Diperbarui: 20 Januari 2025   19:41 4
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori psikososial Erik Erikson adalah teori perkembangan manusia yang mengemukakan bahwa individu melalui delapan tahap perkembangan sepanjang hidup mereka, dengan setiap tahap melibatkan tantangan psikososial yang harus dihadapi dan diselesaikan. Setiap tahap berhubungan dengan krisis yang mempengaruhi perkembangan kepribadian dan sosial individu. Berikut adalah delapan tahap dalam teori Erikson

1.Kepercayaan. Ketidakpercayaan (0-1 tahun)      
        Pada tahap ini, bayi belajar untuk mempercayai orang tua dan lingkungan sekitar jika kebutuhan mereka terpenuhi secara konsisten. Jika tidak, mereka mungkin merasa tidak aman dan cemas.

2.Otonomi. Rasa Malu dan Keraguan (1-3 tahun)
       Anak mulai mengembangkan rasa otonomi dengan belajar berjalan, berbicara, dan mengontrol aktivitas tubuhnya. Jika didorong untuk berkembang secara mandiri, mereka akan merasa percaya diri. Sebaliknya, pengendalian berlebihan dapat menyebabkan rasa malu dan keraguan diri.

3. Inisiatif. Rasa Bersalah (3-6 tahun)
        Pada tahap ini, anak-anak mulai mengeksplorasi dunia mereka melalui inisiatif dan tindakan kreatif. Jika dorongan mereka untuk mencoba hal-hal baru ditekan, mereka bisa merasa bersalah atau tidak mampu.

4.Industri. Inferioritas (6-12 tahun)
      Anak-anak di tahap ini mengembangkan rasa kemampuan melalui sekolah dan interaksi sosial. Jika mereka merasa gagal atau tidak mampu dibandingkan dengan teman-teman sebaya, mereka mungkin merasa inferior.

5. Identitas. Kebingungan Peran (12-18 tahun)
       Remaja berusaha menemukan identitas diri mereka dan memahami peran mereka dalam masyarakat. Kebingungan mengenai siapa diri mereka dapat muncul jika mereka tidak berhasil membentuk identitas yang jelas.

6.Intimasi. Isolasi (18-40 tahun)
       Dewasa muda berusaha membangun hubungan intim dengan orang lain. Jika mereka gagal dalam membentuk hubungan yang dekat, mereka mungkin merasa terisolasi dan kesepian.

7.Generativitas. Stagnasi (40-65 tahun)
       Pada tahap ini, individu berfokus pada pencapaian dan kontribusi terhadap masyarakat, seperti melalui pekerjaan atau keluarga. Jika mereka merasa tidak memiliki pencapaian atau kontribusi, mereka mungkin merasa stagnan.

8.Integritas. Keputusasaan (65 tahun ke atas)
      Pada usia lanjut, individu merenungkan hidup mereka dan merasa puas dengan pencapaian mereka atau merasa menyesal dan tidak puas dengan hidup yang telah dijalani.

Erikson menekankan bahwa setiap tahap tidak hanya mempengaruhi perkembangan individu pada tahap itu saja, tetapi juga memiliki dampak yang terus berlanjut pada perkembangan selanjutnya. Resolusi positif dari setiap krisis memungkinkan individu untuk berkembang lebih sehat secara psikologis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun