Mohon tunggu...
Deni Kurniawan
Deni Kurniawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

saya senang menulis tentang artikel politik, agama, ekonomi, keamanan

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Food Estate Merauke: Lumbung Pangan Masa Depan Indonesia Di Ujung Timur

12 September 2024   12:34 Diperbarui: 12 September 2024   12:41 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proyek Food Estate Merauke SBY Kembali Hidup di Era Jokowi: Jadi Kawasan Ekonomi Khusus - Subbali.com 

Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena sebagian besar penduduknya bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian utama. Dengan iklim tropis yang mendukung pertumbuhan tanaman sepanjang tahun, Indonesia memiliki lahan yang subur dan bervariasi, cocok untuk berbagai jenis tanaman pangan dan perkebunan. 

Dengan luas wilayah yang mencapai sekitar 1,9 juta kilometer persegi tetapi hanya sebagian yang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk sektor pertanian. Menurut data, sekitar 30% dari total luas daratan Indonesia dapat dijadikan lahan pertanian, mencakup area sekitar 570.000 kilometer persegi. Berdasarkan data Buku Statistik Penunjang Data Ekonomi Pertanian Tahun 2023, Produksi Padi di Indonesia Tahun 2022 sebesar 54.748.977 Ton dan Produksi Tebu sebesar 2.405.907 Ton. Jumlah tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan penduduk Indonesia yang saat ini berjumlah 282.477.584 Jiwa.

Untuk membantu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, pemerintah Indonesia telah melakukan impor berbagai kebutuhan pangan salah satunya adalah impor beras dari negara lain. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor beras yang masuk ke Indonesia pada Januari 2024 mencapai 279,2 juta dolar AS atau sekitar Rp. 4,4 triliun dengan jumlah sebesar 855.484 Ton. 

Kebijakan ini merupakan langkah pahit yang harus diambil oleh Pemerintah Indonesia dikarenakan produksi beras nasional mengalami penurunan akibat perubahan iklim El Nino. Hal ini juga sebagai bentuk langkah pemerintah Indonesia untuk menjaga harga beras di pasaran sehingga nilai jual beras tidak melambung tinggi.

Oleh karena itu mengingat pentingnya sektor pertanian sebagai sumber pangan utama, pemerintah terus berfokus pada peningkatan produksi, distribusi, dan akses pangan yang merata di seluruh wilayah Indonesia. Mengingat alih fungsi lahan pertanian yang semakin meluas terutama di Pulau Jawa, pemerintah melakukan upaya perluasan lahan pertanian di luar Jawa melalui program ekstensifikasi lahan. Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua menjadi daerah target utama untuk pengembangan lahan pertanian baru. Program ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan lahan yang cukup guna meningkatkan produksi pangan nasional.

Program lumbung pangan atau Food Estate yang saat ini dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo patut mendapat apresiasi yang tinggi. Program Food Estate adalah salah satu inisiatif strategis pemerintah Indonesia dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional. Program ini bertujuan untuk mengembangkan kawasan pertanian skala besar yang dikelola secara terpadu dengan memanfaatkan teknologi modern dan inovasi pertanian. Salah satu wilayah yang saat ini dalam program pengembangan Food Estate adalah wilayah Merauke, Papua Selatan. 

Program Food Estate diharapkan dapat menjadi lumbung pangan baru yang mampu menghasilkan berbagai komoditas pangan penting, seperti padi, jagung, singkong, kentang, tebu dan hortikultura, serta komoditas peternakan dan perikanan. Pemerintah meluncurkan program ini sebagai langkah antisipasi terhadap berbagai tantangan seperti perubahan iklim, alih fungsi lahan, dan pertumbuhan populasi yang terus meningkat.

Untuk mendukung keberhasilan program Food Estate tersebut, pemerintah juga memperkuat infrastruktur pendukung seperti pembangunan jaringan irigasi, jalan, dan fasilitas penyimpanan hasil panen. Selain itu, pemerintah juga memberikan insentif kepada petani dan perusahaan yang berpartisipasi dalam pengelolaan kawasan ini, seperti bantuan modal, pelatihan, subsidi benih, dan pupuk. Pengelolaan kawasan Food Estate dilakukan secara kolaboratif antara pemerintah, BUMN, serta pihak swasta, dan tentunya keterlibatan aktif masyarakat lokal.

Beberapa manfaat yang dapat kita peroleh dengan adanya program Food Estate ini diantaranya yaitu Indonesia dapat memperkuat ketahanan pangan, menciptakan lapangan kerja baru, serta meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat di sekitar kawasan pertanian. Dalam jangka panjang, Program Food Estate diharapkan mampu menjadi solusi bagi ketahanan pangan nasional, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu produsen pangan utama di dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun