Menyambung posting saya terdahulu tentang keberanian bicara. Saya mau berbagi cerita sedikit, mudah-mudahan cerita ini bisa menambah semangat anda untuk belajar Bahasa Inggris.
Suatu hari istri saya cerita tentang murid privat Bahasa Inggris nya. Sebut aja nama muridnya Amalia, dia masih duduk di Playgroup. Istri saya sudah mengajar Amalia lebih kurang 3 bulan. Suatu hari, istri saya mendengar Amalia ngoceh pada Mbak-nya. Istri saya tidak mengerti sama sekali apa yang dikatakannya, yang keluar hanya beberapa kata asing yang sudah diajarkan. Misalnya begini “tapatapata fish tapatapata water tapatapata swimz”. Setelah diperhatikan ternyata Amalia sedang berada di depan aquarium dan mungkin dia mau bilang pada Mbak-nya “There are fish on the water. They are swimming”. Bagaimana menurut anda dengan cerita di atas. Tentunya saya tidak mengajari anda untuk ngoceh seperti Amalia. Saya hanya mau berbagi bahwa belajar bahasa adalah soal keberanian. Bicaralah … bicaralah… dan bicaralah karena itu adalah kunci pertamanya.
Cerita di atas juga mengingatkan saya pada teman-teman waktu kami kuliah di Unpad-Sastra Inggris. Sekali seminggu kita berkumpul dan harus menggunakan bahasa Inggris. Kadang-kadang kita menemukan satu ekspresi yang kita tidak tahu apa Bahasa Inggrisnya. Yang kita gunakan adalah bahasa (Inglish) Indonesia-Inggris.
“saya tidak enak badan” bahasa Inggrisnya adalah ‘my body is not delicious’
“barangkali masuk angin” bahasa Inggrisnya adalah ‘things river enter the wind’
Alhamdulillah, seiring waktu keberanian kita untuk terus menggunakan bahasa Inggris jadi semakin bertambah dan penggunaan bahasa diatas hanya sebagai bahan guyonan saja. Kalaupun kita mendapat kesulitan arti satu kata, kita tetap teruskan memakai kata itu “dicampur” dengan bahasa Inggris. Misalnya suatu hari ban mobil kita gembos dan kita tidak tahu apa bahasa Inggrisnya ‘dongkrak” jadi kalimatnya:
“I need a dongkrak to change my flat tire”
Ternyata orang yang diajak bicara tidak tahu apa itu dongkrak jadi kita gerak-gerakan tangan seperti saat kita mendongkrak. Inilah yang saya maksud “bahasa Tarzan”.
Atau menggunakan bahasa isyarat, kita menyebutnya “bahasa Tarzan”.
Banyak jalan menuju Roma. Bila kita mendapat satu kesulitan masih ada cara lain, yang penting bagaimana berusaha untuk mencapai tujuan yaitu “Berbahasa Inggris” Kembali saya tekankan keberanian adalah kata kunci untuk belajar bahasa. Mudah-mudahan tuturan saya menjadi penyemangat baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H