Hari yang dinanti akhirnya datang juga, setelah beberapa bulan menunggu. Padi yang menguning telah siap dipanen. Kebahagian tersendiri bagi anggota poktan Simutiara Hijau yang berlokasi di Jorong Parabek, nagari Ladang Laweh Kecamatan Banuhampu Kabupaten Agam,karna dalam panen perdana hasil kegiatan Sekolah lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) Padi Tanam Sabatang (PTS) dihadiri langsung oleh Camat Banuhampu Yunilson S.Sos, Ka BP4K2P Banuhampu Imrefli, Petugas Pengamat Hama Penyakit Tumbuhan Banuhampu Hasrin, Walinagari yang diwakili oleh Dapid Erlangga Sekretaris Nagari, PPL Nagari Ladang Laweh Roswatni AMD, Ketua Gapoktan, pengurus kelompok tanise Nagari Ladang Laweh. Serta seluruh anggota dan pengurus poktan Simutiara Hijau.
Pada kegiatan fielday tersebut Suara Afta melihat kondisi poktan di Nagari Ladang Laweh sudah lebih maju. Karna dalam manajemen pengelolaan kelompok sudah terlihat sangat bagus. Serta telah mulai berkembangnya kegiatan kelompok ke pengolahan hasil serta telah adanya kemandirian kelompok dalam mengadakan permodalan bagi anggotanya serta telah adanya alat-alat pertanian yang didapatkan secara swadaya dan bantuan dinas. “Hal ini tidak terlepas dari perhatian dan pembinaan yang telah dilakukan oleh pemerintah” kata salah seorang petani anggota poktan kepada Suara Afta.
Dari pengakuan beberapa petani bahwa tata cara PTS bukanlah hal baru bagi mereka, sebelumnya mereka telah mengenal PTS lewat media masa dan PPL. Beberapa petani yang sudah mencobanya dengan swadaya. “Sekarang ini kami difasilitasi oleh Dinas Pertanian untuk mempelajari bagaimana cara melksanakan PTS yang lebih baik lagi. Dan untuk kegiatan ini kami mencoba dua perlakuan yaitu satu dengan cara pemupukan berimbang dan kedua dengan cara organik. Ternyata dengan perlakuan organik hasilnya lebih tinggi” Jelas Azmal salah seorang pengurussimutiara Hijau.
Hasil ubinan untuk organik lebih tinggi hasilnya yakni 7,6 ton / Ha, untuk non organik 7,2 / Ha. Dikecamatan banuhampu sudah ada tiga kelompok Tani yang serius mengembangkan pertanian Organik. “Ketiga kelompok tani tersebut kita bina secara intensif, dengan harapan akan menjadi contoh buat kelompok lain. Namun salah satu kelompok yang bernama Tuo Rasih di CingkariangBatu Gadang agak kesulitan mencapai lokasi disebabkan oleh kondisi jalan yang masih jalan tanah dan diwaktu musim hujan sangat kesulitan untuk membawa hasil panen produk pertaniannya. Untuk itu besar harapan kita agar disana mendapatkan program pembangunan jalan usaha tani” jelas Hasrin. (dna)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H