Mohon tunggu...
Deni Amizar
Deni Amizar Mohon Tunggu... -

Lahir dan tumbuh dewasa ditengah-tengah masyarakat petani yang hidupnya kerap dirundung ketidak berpihakan. Aktif sebagai wartawan Tabloid pertanian Suara Afta, menyuarakan suara petani yang lemah. Terlibat dalam berbagai organisasi petani dan peduli petani guna membantu menjambantani petani dengan stake holder.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Prospek Pengembangan Sapi di Kawasan Gerbang Nagari

2 Maret 2010   00:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:40 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_84257" align="alignright" width="300" caption="Rusli, penggerak kelompok tani Santani Mulya"][/caption]

Sebahagian Kabupaten Agam sebelah timur Provinsi Sumatera Barat yang terdiri dari beberapa kecamatandiantaranya Ampek Angkek, Baso, Tilatang Kamang dan sekitarnya telah ditetapkan pemerintah sebagai kawasan pengembangan ternak sapi siemental pedaging dan pembibitan dengan dukungan kebijakan yang bernama program Gerbang Nagari.

Tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas sapi milik peternak dengan mendatangkan bibit Inseminasi Buatan jenis-jenis unggul diantaranya Simental, Limosin, Brahman dan lainnya.

Pada perkembangannya setelah program berjalan sekian tahun terjadi peningkatan mutu jenis sapi yang dipelihara oleh peternak. Hal ini terbukti dengan telah dimilikinya sapi dengan jenis ungguldan tubuh sapinya lebih besar oleh sebahagian besar peternak.

Bukan hanya bibit, Pemerintah melalui dinas peternakan telah mengucurkan berbagai program pendukung diantaranya penguatan modal berupa pinjaman modal untuk pembelian sapi bagi peternak, pelatihan-pelatihan, bantuan kandang, bantuan alat pengolah kompos, bantuan pembuatan kandang yang ideal. Untuk peningkatan populasi peternak sekian milyar dana telah dikucurkan kepada peternak melalui kelompok dan ada juga bantuan langsung berupa ternak.

Melihat program dan dukungan pemerintah yang begitu serius di wilayah Gerbang nagari Suara Afta beberapa waktu yang lalu melihat dan meninjau langsung perkembangan kondisi peternak dan kelompok ternak diwilayah tersebut. Berikut laporannya.

Yang pertama dikunjungi adalah sebuah kelompok yang berada di Jorong Koto Marapak nagari Tabek Panjang Kecamatan Baso. Kelompok tersebut bernama Santani Mulia. Berdiri Oktober 2004 dengan anggota sebanyak 10 orang dengan jumlah ternak sapi yang diusahakan 16 ekor. Kondisi sekarang Santani Mulya memiliki anggota sebanyak 22 orang dengan jumlah ternak yang diusahakan sebanyak120 ekor dan telah memiliki asset berupa sebuah kandang yang cukup besar serta lahan rumput yang luas.

Latar belakang berdirinya kelompok seperti dijelaskan oleh salah seorang pengurus yang bernama Rusli Bagindo adalah melihat kondisi saat itu dimana belum adanya peternak sapi yang mengelola ternak berdasarkan prinsip-prinsip manajemen bisnisyang lebih maju. Beternak hanya pekerjaan sampingan yang jika diukur dari analisa biaya usaha tidaklah menguntungkan. Namun karna beternak hanyalah kegiatan sampingan persoalan itu tidak terlalu menjadi masalah bagi masyarakat disana.

“Faktor berikutnya adalah kondisi tempat yang sangat mendukung seperti melimpahnya limbah pertanian berupa daun ubi dan batang jagung muda yang berguna sebagai pakan ternak sapi. Maka dimulailah kelompok Santani Mulia membuat program perubahan yang besar terhadap tatacara dan pola pikir berternak bagi anggotanya” kata Rusli yang berperan besar memotori pergerakan reformasi beternak di Kotomarapak.

Dalam perkembangannya Santani Mulya dalam membangun sebuah sistim manajemen peternak telah berhasil menjadikan usaha ternak sebagai usaha utama yang menguntungkan. Dan sebagian besar anggotaSantani Mulya menggantungkan hidupnya pada ternak sapi . Masing-masing anggota telah mengusahakan 2 sampai 12 ekor per orang. Dari sejumlah 120 ekor ternak yang diusahakan milik peternak baru 40 % sedang 60% adalah milik Investor dengan sistim bagi hasil. Artinya setelah sapi tersebut menghasilkan anak dan setelah dijual kemudian hasil penjualan tersebut dibagi dua antara peternak dan investor.

Potensi pendapatan peternak seperti yang diungkapkan oleh Rusli yang memelihara 10 induk betina adalah 1,2 juta rupiah per bulan dengan perhitungan dari sepuluh ekor diproyeksikan masing-masing induk akan menghasilkan anak minimal sekali dalam dua tahun dari sepuluh ekor akan menghasilkan anak 10 ekor per dua tahun. Perhitungannya menjadi 8 ekor sebab 20 % dari potensi hasil diasumsikan sebagai resiko kegagalan. Delapan ekor anak sapi akan terjual rata-rata 7,5 juta rupiah per ekor dan jumlah keseluruhan adalah 30 juta rupiah per dua tahun.

Dibagi 24 maka rata-rata pendapat kotor peternak mencapai 2,5 juta per bulan. Dengan pengeluaran mulai dari obat-obatan pakan tambahan dan tenaga kerja 1,8 juta maka penghasilan bersih peternak 1,2 juta perbulan, sedang bila tenaga kerja langsung dilakukan oleh peternak maka keuntungan yang didapat mencapai 2 juta per bulan. Sudah lebih dari cukup penghasilan yang didapat untuk menopang kehidupan sehari-hari petani di Nagari. Potensi penghasilan akan lebih besar apabila segenap potensi digarap seperti limbah kotoran ternak yang berpeluang untuk dijadikan kompos. “Pernah dahulu kami mengupayakan pembuatan kompos kotoran ternak namun tergendala pemasaran, akhirnya kegiatan pembuatan kompos tidak lagi kami laksanakan dan sekarang kotoran ternak kami manfaatkan untuk pemupukan rumput” terang Rusli.

Santani Mulya telah berhasil memperoleh penghargaan dari menteri Pertanian Anton Apriantono atas keberhasilannya membangun usaha ternak sehingga meningkatkan pendapatan petani dan berperan serta meningkatkan kehatanan pangan. Suatu hal yang menarik dalam penilaian kelompok berprestasi ternyata Rusli tidak pernah percaya pada hasil penilaian di beberapa tingkat. Dia berasumsi bahwa penilaian sebuah kelompok oleh pihak dinas dipengaruhi oleh factor kedekatan kelompok tersebut dengan pihak terkait. Alas an itulah yang menyebabkan Rusli tidak pernah mau ikut serta dalam perlombaan kelompok.

Buktinya pada pertengahan tahun 2008 Santani Mulya dikunjungi oleh dinas peternakan Provinsi Sumbar Marli Usman. Waktu itu diminta kesediaan Santani Mulya untuk ikut lomba kelompok. “Menurut bapak dari dinas PeternakanSumbar apakah kami layak untuk ikut perlombaan, jika memang layak silakan bapak kirim kami sebagai utusan yang mewakili Sumbar tampa adanya seleksi di tingkat bawah terlebih dahulu” begitu kalimat yang diucapkan Rusli kepada Marli Usman.

Ahkirnya tampa seleksi Santani Mulya ditunjuk sebagai kelompok peternak sapi yang akan mewakili Sumbar untuk tingkat nasional. Akhirnya Santani Mulya mendapatkan Juara dalam penilaian kelompok peternak sapi berprestasi tahun 2008 dan pada bulan Desember 2008 di undang ke istana untuk menerima penghargaan langsung dari Presiden SBY.

Adanya penghargaan dari pemerintah bukanlah tujuan utama kelompok dan kalau boleh dibilang sama sekali tidak ada malah tujuan kearah itu diprogram oleh kelompok. Namun Santani Mulya telah berhasil merubah pola fikir peternak dan hasilnya cukup dirasakan oleh anggota peternak Santani Mulya pada masa kritis beberapa waktu yang lalu diantaranya terjadinya serangan penyakit pada pisang, terjadinya penyakit virus kuning pada cabe serta murahnya harga ubi jalar dipasaran yang merupakan hantaman yang sangat keras buat petani disana sebab sebagian besar penghasilan utama masyarakat disana adalah untuk komoditi tersebut. Namun sebagian besar anggota Santani Mulya terselamatkan berkat usaha ternak dengan manajemen yang bagus.

[caption id="attachment_84262" align="alignleft" width="300" caption="H Erli, Pansiunan kantor pajak, memantau ternak sapinya"][/caption]

Lain lagi dengan Santani Mulya, di Tanjung Medan Nagari Biaro gadang seorang Erli Ibrahim pensiunan pegawai kantor pajak melirik usaha ternak sapi penggemukan dan pembibitan sebagai usaha yang berpeluang menghasilkan pendapatan besar. Tidak tanggung-tanggung investasi yang dikucurkan mencapai 300 juta rupiah dengan tiga puluh ekor sapi. Usaha ini melibatkan delapan orang saudara Erli sebagai Investor dan dua orang tenaga kerja. Kemudian usaha ini diberi nama usaha kelompok ternak Nayuha.

Kawasan peternakan Nayuha adalah dalam pekarangan tempat tinggal H Erli Ibrahim yang luas dan pekarangannya ditanami rumput serta dibagun sebuah kandang yang sangat permanen yang terbagi yakni satu kandang untuk sapi penggemukan dan satunya lagi buat pembibitan.

Potensi hasil usahanya adalah mencapai 500 ribu rupiah per bulan per ekor untuk penggemukan dan 300 ribu rupiah per ekor per bulan. Dalam pengembangan dan membantu pengadaan sapi untuk masyarakat sekitar Erli bersedia membantu masyarakat yang ingin beternak sapi dengan sistim bagi hasil.

Usaha ternak yang dijalani sungguh-sungguh, ternyata mampu memberikan kesejahteraan bagi petani. Peluang pengembangan peningkatan penghasilan petani melalui ternak sangat besar potensinya, namun yang menjadi persoalan kenapa masih banyak saja peternak kebanyakan yang masih hidup dibawah garis kemiskinan, kenapa tidak ada ditemukan kelompok ternak seperti Santani Mulya. Apa yang harus dilakukan dan siapa yang harus melakukan. Semoga kedepan aka nada langkah-langkah yang lebih menyentuh peternak luas terutama yang berasal dari keluarga kurang mampu.

Satu lagi persoalan yang dihadapi oleh kelompok Santani Mulya adalah sangat kurangnya kepemilikan. Kepemilikan sapi hanya 40 % dari 120 ekor yang disahakan selebihnya adalah milik investor yang hasilnya dibagi dua. Santani Mulya sangat membutuhkan perhatian serus dalam peningkatan kepemilikan sapi untuk anggotanya, serta adanya pendampingan program pengadaan peralatan biogas yang akan berpotensi menjadikan masyarakat sekitarnya mandiri dalam bidang energy. (dna)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun