Mohon tunggu...
Deni Ainur Rokhim
Deni Ainur Rokhim Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa/Researcher

Dikala pena lebih tajam, alangkah baiknya pena tersebut menjadi alat dakwah dan informasi yang berkarimah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[ Puisi Kartini ] Cahaya Purnama Kartini

21 April 2014   01:05 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:25 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Angan – angan sang pembaharu perempuan

Pinggiran bekerja sebagai buruh di tanah sendiri sungguh malang

Menjadi buruh orang – orang Belanda

Kala fajar mulai tersenyum

Mereka telah menjelma menjadi sekumpulan burung

Burung yang kala pagi datang ia akan pergi

Mencari secerca makanan

Namun, perempuan desa terbelakang

Jauh lebih sengsara

Mereka melakukan semua pekerjaan rumah tanggga menjadi buruh tani

Menanam bibit memanen hasil yang ia tanam sendiri

Hasil yang begitu melimpah

Namun ia tak diperbolehkan sekolah

Tak bisa merasakan bangku pendidikan

Semua akibat prinsip zaman purbakala ditambah peraturan orang Belanda yang angkuh

Beribu – ribu perempuan malang muncul sosok yang bagai bulan purnama

Meski ia lahir di istana indah

Ia tak serakah, ia prihatin rakyat rendah terutama perempuan – perempuan kelas bawah

Dendam dan sakit hati serta pengalaman pahit yang ia rasakan

Telah mampu membawanya memasuki udara pembaharuan kartini

Ia runtuhkan semua perbedaan

Ia terjang semua prinsip – prinsip yang telah dibangun

Bulan purnama muncul

Sekarang perempuan – perempuan mulai terbang di udara pembangunan

Siap bergema di ruang – ruang hampa

Berperang di medan pembaharuan

Inilah Hasil Karya Peserta Event Puisi Kartini http://www.kompasiana.com/androgini

Silahkan bergabung di FB Fiksiana Community https://www.facebook.com/groups/175201439229892/?fref=ts

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun