Mohon tunggu...
Denia Amanda
Denia Amanda Mohon Tunggu... Lainnya - English Department student of Sebelas Maret University

Suka musik dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidroponik, Alternatif Ketahanan Pangan di Masa Pandemi

23 Juli 2020   09:16 Diperbarui: 31 Juli 2020   08:52 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di masa pandemi ini, masyarakat terutama ibu - ibu kesulitan mendapat bahan makanan yang sehat serta murah diakibatkan pembatasan sosial di tempat perbelanjaan seperti pasar dan supermarket dan kekhawatiran untuk berbelanja di tempat umum. KKN Universitas Sebelas Maret yang diluncurkan pada tanggal 2 Juni-  17 Juli 2020 rentang waktu 45 hari menjawab persoalan ini. 

Dilaksanakan di tengah masa pandemi, KKN ini diharapkan dapat membantu masyarakat mencegah penyebaran COVID-19 dan membantu masyarakat dalam berbagai aspek kehidupn termasuk ketahanan pangan, kesehatan, dan pendidikan. 

Dengan 4 program kerja termasuk pelatihan ketahanan pangan hidroponik, membagikan konten terkait pencegahan COVID-19 melalui media sosial Instagram, membagikan masker, dan menyediakan tempat cuci tangan, Denia Amanda Putri (B0317012) dengan bimbingan dari Dosen Pembimbing Lapangan Ibu Dewi Ismoyowati, S.E., M.Ec.dev mengadakan KKN di Jalan Kali Kuantan IV RT. 1 RW. 11, Jagalan, Jebres, Surakarta. Pelatihan ketahanan pangan hidroponik yang merupakan kegiatan utama dilakukan melalui grup Whatsapp PKK RT. 1 RW. 11 Jagalan. 

Pelatihan disampaikan melalui materi dan video pelatihan yang banyak ditanggapi secara antusias oleh ibu - ibu PKK yang juga tertarik dengan bercocok tanam secara hidroponik. Selain menghemat tempat, penggiat pemula hidroponik juga tidak perlu mengeluarkan banyak biaya. Murah dan juga sehat adalah gambaran paling tepat bagi siapapun yang tertarik untuk memanfaatkan budidaya hidroponik untuk memenuhi kebutuhan  bahan makanan. Proses tanya jawab berperan menjadi metode pendukung pelatihan sehingga lebih mudah dipahami oleh ibu-ibu.

Berbekal rockwool, benih sayuran, netpot dan nutris AB Mix yang wajib dibeli, alat dan bahan lain seperti wadah semai dan botol plastik bekas dapat dimanfaatkan dari persediaan rumah tangga sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya lebih. Teknik wick system atau sistem sumbu menjadi alternatif bagi pemula karena sistemnya yang sederhana dan penggunaan alat serta bahan yang terjangkau. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun