Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Harmony in Diversity: Hidup Berdampingan Penuh Kedamaian

19 Januari 2022   09:37 Diperbarui: 19 Januari 2022   09:38 1620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Harmony in Diversity; Hidup Berdampingan Penuh Kedamaian

Manusia merupakan makhluk sosial yang diciptakan Tuhan sehingga saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya. Manusia diciptakan Tuhan ke dunia ini dengan tujuan membawa rahmat bagi makhluk seisi bumi. Dengan demikian setiap manusia memiliki tugas yang amat berat. 

Oleh karena itu, manusia diberikan kebebasan memilih antara hal-hal yang baik dan yang buruk, benar dan salah, dan sebagainya. Begitu pula dengan agama yang berbeda, setiap ajaran yang diberikan tentunya memiliki tujuan yang sama, hidup berdampingan, penuh kedamaian, dan menuju ridha-Nya.

Sebuah fenomena ditemukannya hidup berdampingan antar-agama tampak pada instansi pendidikan yang ditujukan untuk peserta didik umum, tidak menjurus pada satu agama saja. Salah satu sekolah yang mengusung Harmony in Diversity adalah Global Prestasi School di daerah Bekasi. 

Global Prestasi School (GPS) menerima peserta didik dari berbagai latar belakang agama; Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha. Hal ini menjadi sebuah ciri khas dari pendidikan yang mengutamakan toleransi, saling menghargai, dan menghormati.

Bagaimana dengan sistem pembelajaran agamanya? GPS termasuk dalam sekolah SPK (Satuan Pendidikan Kerjasama) memiliki lima guru agama sebagai fasilitas yang diberikan untuk peserta didik. Peserta didik dapat mendalami agama masing-masing sesuai kurikulum yang ada. 

Untuk itu hidup bertoleransi dapat digalakkan sejak dini di sekolah, sebelum peserta didik hidup di ruang nyata, yakni bermasyarakat. Satu nilai dalam kehidupan, saling menghormati dan menghargai. 

Berbeda agama bukan sebagai hal yang menghambat dalam bersosial, tetapi jadikan sebagai sumber ilmu, kekayaan, dan norma untuk menjadi manusia yang baik di mata Tuhan.

Pada Rabu, 19 Januari 2022, GPS mengadakan acara sebagai salah satu program unggulan sekolah, yaitu memperingati hari besar umat Kristen dan Katholik. Peserta didik merayakan Natal secara daring dengan berbagai kegiatan yang memuji Tuhannya. Sementara peserta didik agama lain melaksanakan kegiatan, program rutin, yakni Religion Service. 

Peserta didik melaksanakan kegiatan keagamaan sesuai kepercayaannya masing-masing. Mereka mendapatkan ilmu pengetahuan yang diberikan oleh guru tentang hidup, tentang akidah, tentang bersosial yang baik sesuai agamanya. 

Dengan demikian nilai-nilai religiusitan harus dikenalkan pada setiap peserta didik sejak dini agar dapat mengimlikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dalam bertoleransi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun