Tidak berlebihan kalau saya mengatakan bahwa teknologi komunikasi bergerak atau portabel sebagai embrio era digitalisasi internet, telah menggerakan Indonesia. Telah “mengubah wajah” Indonesia.
Saya dan banyak orang lainnya, sempat merasakan perkembangan teknologi komunikasi pengiriman pesan dari yang mulai berbasis teks pesan satu arah yang disebut pager. Lalu masuk ke teknologi generasi kedua (2G) yang berbasis teks dan suara. Menikmati lagi layanan teknologi 3G, 4G, dan 5G sekarang yang sudah mampu mengirim pesan teks, suara, maupun video di era internet sekarang ini.
Tidak bermaksud melompat dari teknologi komunikasi portabel generasi pertama (1G), yakni NMT (Nordic Mobile Phone) yang sempat dipopulerkan PT Telkom Indonesia dengan menggunakan frekuensi 450 MHz. Tetapi, saya mengakui tidak beruntung untuk sempat mencicipi NMT ini.
Tetapi, saya merasa termasuk salah satu yang beruntung sempat “berkenalan” dengan teknologi perangkat portabel pager. Itulah teknologi pengiriman pesan satu arah yang dulu untuk berkomunikasi hanya melalui pesan teks dengan mediatornya melalui operator perusahaan pager. Dan saya sempat merasakan akhir kejayaan teknologi paling populer kala itu.
Waktu itu, setelah tamat kuliah dan bekerja paruh mengerjakan berbagai proyek lepas dari berbagai instansi di daerah, saya pun membulatkan tekad bekerja di Ibukota DKI Jakarta. Di sinilah saya kemudian dihadiahkan pager. Cukup bermodal koin Rp100 untuk menelpon operator pager di telepon umum, saya sudah bisa mengirim pesan penting ke kantor.
Di tahun 2000 itu, merupakan bagian dari masa-masa akhir kejayaan pager. Setahun kemudian, teknologi seluler 2G semakin populer, meskipun sudah dimulai sejak era pertengahan 1990-an. Saat itu, ditandai dengan maraknya kemunculan berbagai operator selular berbasis kartu. Telkomsel, anak usaha PT Telkom Indonesia ambil bagian di dalamnya.
Bagi saya waktu itu, harga kartu selular GSM cukup menguras kantong. Berkisar antara Rp250 ribu sampai Rp400 ribu untuk kartu selularnya saja. Itu belum termasuk pulsanya. Jadi punya HP dan satu unit kartu seluler waktu itu bagi saya sudah cukup mewah.
Itupun, dengan HP dan sebuah kartu seluler, saya baru bisa memakainya untuk berkirim pesan teks dan komunikasi suara dengan operator selular yang sama. Sampai kemudian berkembang, lintas-operator. Inilah awal perkembangan teknologi digital sekarang ini.
Tak terbayangkan waktu itu, kalau sekarang saya bisa bisa berganti kartu seluler dengan mudah. Kemudian, saya rasakan lagi perkembangan teknologi CDMA, 3G, 4G, dan era 5G sekarang.