Melihat perbedaan itu, terlihat bahwa keduanya memiliki perbedaan yang mencolok, Pak Prabowo mungkin harus membahas sesuatu secara tertutup dengan timnya, sementara pak Jokowi memilih untuk tetap langsung duduk bersama timnya. Bisa jadi keduanya saling meminta saran dan masukan dari timnya masing-masing mengenai penampilan selanjutnya serta mengevaluasi debat yang telah berlangsung.
Selama debat berlangsung terlihat bahwa dalam setiap segmennya selalu membela diri dan menceritakan setiap capaian-capaian yang telah dikerjakan. Pada segmen ke empat atau segmen terakhir merupakan momen yang dinanti-nantikan oleh public justru berakhir antiklimaks. Harapannya debat tetap berjalan dinamis karena tidak dibatasi waktu. Namun, keduanya malah menyamakan persepsi dan tidak harus banyak yang harus diperseterukan kata salah satunya.Â
Terlihat bahwa pak Prabowo mulai bosan meladeni setiap pernyataan-pernyataan pak Jokowi yang cukup sulit baginya untuk diserang. Terpaksa pak Prabowo hanya menyamakan persepsi dan prinsip bahwasannya tidak perlu ada perdebatan panjang mengenai sesi eksplorasi tersebut. Pak Jokowi juga menyinggung pak Prabowo yang memiliki lahan sebanyak 220 ribu hectare di Kaltim dan di Aceh sekitar 120 ribu hectare. Pak Jokowi menyatakan bahwa pembagian-pembagian yang demikian banyak tidak akan dilakukan dimasanya.
Pak Prabowo langsung mengakui memang sedang mengakui lahan tersebut tetapi hanya mmemiliki hak guna usaha (HGU), sementara tanah tersebut milik negara. Lahan tersebut memang dikuasainya yang notabenenya dimanfaatkan untuk tambang batu bara dan hutan tanaman industry (HTI). Melihat keadaan tersebut, terlihat bahwa Pak Jokowi memperjelas identitas pak Prabowo di hadapan publik tentang statusnya sebagai penguasa tanah sebesar itu.
Politik identitas dalam hal ini harus sama-sama kita ketahui bhwasannya tidak pernah lepas dari setiap kegiatan politik praktis untuk menjadi senjata setiap kubu. Namun lebih baik sportif untuk menjalani demokrasi yang damai dan bersih dengan menjual gagasan, visi, misi, program, strategi dan kebijakan yang pas dan menjamin kesejahteraan rakyat.
Sumber :
Kompas TV : Siaran langsung dan siaran ulang.
Youtube : Siaran Ulang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H