Mohon tunggu...
Deni Altamfanni
Deni Altamfanni Mohon Tunggu... Lainnya - paradoks

selalu berpikir sederhana, lebih sering galau biar kelihatan sang penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Film Layangan Putus Tidak Bisa Ditiru kepada Tukang Ojek

16 Februari 2022   13:55 Diperbarui: 16 Februari 2022   14:30 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah film yang penuh fenomena yang berjudul "layangan putus"hampir semua ibu-ibu menonton film ini yang membuat mereka berimajinasi dengan alur ceritanya, bercerita sepasang suami istri aris yang di perankan oleh Reza Rahardian dan Kinan yang diperankan oleh Putri Marino, berkomplik didalam keluarga kecilnya antara cinta dan perselingkuhan,  yang baru baru di tayangkan di stasiun RCTI, sebenarnya film ini sempat viral yang di tayangkan di internet,  yang tidak semua bisa menontonya, namun karena viralnya film ini akhirnya salah satu stasiun televisi swasta menayangkannya,  

benar saja baru beberapa hari tayang sinetron ini sudah mulai rame ibu --ibu bergosip ria di tukang sayur, saya gak bisa bayangkan kalau semua ibu-ibu mengikuti alur cerita layangan putus selalu mencurigai suaminya, mencoba menjadi detektif memecahkan kasus selingkuh kepada para suaminya, walaupun tidak semua para suami suka selingkuh.

Diawal film saja, sudah menceritakan kinan mulai berperan bak selayaknya seorang detektif handal melebihi detektif conan, atau detektif upin ipin berusaha mencari bukti -- bukti bahwa suaminya berbuat serong, selalu berpikir bila feeling seorang istri itu benar kalau suaminya sudah melakukan perselingkuhan.

Kinanpun terus menyelidiki tentang suaminya, mulai memeriksa pakaian suaminya setiap pulang kerja, memeriksa apakah ada bekas lipstick, bedak ataupun rambut asing yang nempel dibajunya, mencium pakaian suaminya apakah bau bajunya berubah dengan parfum  yang biasa suaminya pakai.

Kinan  juiga selalu memperhatikan gerakan suaminya bila sedang dirumah, ketikla sedang berada dirumah aris selalu sibuk dengan hapenya, tak henti-hentinya aris selalu membawa hape mulai dari makan, mandi hingga saat nongkrong di toilet, mungkin satu-satunya tempat aman untuk chating dengan selingkuhan pasti toilet karena gak mungkin istrinya mengecek suaminya sedang nongkrong di toilet.

Aris juga bila waktu weekend selalu pergi keluar memakai alasan ada meeting mendadak dengan customer yang tidak bisa di tinggalkan, benar juga jurus ini memang ampuh bila seorang suami mengatakan hal tentang kerjaan untuk pergi keluar pasti istrinya setuju beranggapan bila tidak pergi bisa jadi di pecat oleh bosnya.

Namun semenjak ibu-ibu melihat film ini apa yang terjadi bia ibu-ibu mempraktekanya kepada suaminya?

Suatu saat suaminya baru pulang kerja para ibu --ibu langsung mempraktekannya, mulai memeriksa Pakaian suaminya apakah ada bekas lipstick, bedak atau rambut orang asing dan mencium bau parfumnya, mungkin ini bisa dilakukan kinan kepada aris, memamng karena aris bekerja di kantoran, Namun gimana yang suaminya semisal tukang ojeg.

Kalau tukang ojeg  kemungkinan semua itu hampir 99.99.99% ada padanya, missal saat ada penumpang seorang wanita, lalu terjadi accident tanpa sengaja abang ojeg mengerem motornya bisa jadi kemungkinnan si penumpang wanita ini akan menempelkan lispstik bedak, bau parfum dan juga rambutnya di jaket abang ojeg,

Gak kebayangkan bila tiba-tiba si istri langsung ngamuk dan menuduh suaminya melakukan serong dengan bukti-bukti seperti tadi, di jamin perang dunia ke 3 terjadi semua barang mendadak bisa terbang seperti panci, piring, wajan bahkan celana dalam ,, ampyun DJ

Didalam rumah juga para ibu-ibu mendadak memperhatikan suaminya tentang kelakuanya karena gak bisa lepas dari hape, mereka langsung memvonis suaminya selingkuh dengan mengambil hape suaminya lalu membantingnya, padahalkan kalau tukang ojeg online memang harus stanby hape dimana ada orderan mereka langsung sigap merespon, bila hapenya di rampas istrinya gimana mau ngojeg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun