Mohon tunggu...
hartawan -
hartawan - Mohon Tunggu... kementerian keuangan ri -

Pencinta seni, hobby membaca, menulis dan IT, saat ini bekerja di sebuah instansi pemerintah. Tidak suka basa-basi, pendiam dan tidak banyak omong. Pecinta Rasulullah dan ajarannya.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Saat Impian Mengejawantah Melalui Lubang Dubur

10 Desember 2011   02:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:36 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konyol, sialan, ada-ada aja judul tulisanku kali ini. Tapi bodo amat, disini kita bebas menulis koq tanpa mesti terikat pada sopan santun dan kaidah berbahasa yang baik. Karena saya YAKIN dan PERCAYA bahwa hampir 99% penduduk Indonesia TIDAK DAPAT BERBAHASA INDONESIA DENGAN BAIK DAN BENAR. Mau bukti? Lihat aja di Buku Raport kita masing-masing, apa pernah kita dapat nilai bagus untuk pelajaran yang satu ini? Padahal kita penduduk asli Indonesia yang bermartabat dan beridentitas pula, goblok kali ya kita. Tapi ngga juga kali, karena aku juga yakin seandainya guru bahasa kita yang mengajar tentang Bahasa Indonesia itu di test, hasilnya pasti SERUPA TAPI TAK SAMA dengan nilai kita-kita. Ah....jadi ngawur nih. Ngga sesuai konteks! Okey kita kembali ke konteks......

PERNAHKAH ADA DIANTARA KITA YANG IMPIANNYA TERWUJUD? Kalau ada, syukur Alhamdulillah tapi kalau saya punya impian yang dari dulu naga-naganya susah terwujud makanya saya parodikan aja menjadi terwujud lewat lubang dubur. Mau tau impian saya apa? Impian saya sepele aja koq, sebagai pegawai negeri rendahan saya cuma minta..........Apa, Naik gaji? Naik Tunjangan? Naik Jabatan biar bisa dapat gebetan-gebetan seperti yang lain. Ogah, ngga ngarrep.com deh.........saya cuma minta : Bisa ngga yah seandainya pemerintah membuat kebijakan khusus untuk pegawai negeri. Dibebaskan dari biaya bulanan, seperti Listrik, Air, Telpon dan biaya pendidikan. Aku rasa ideaku banyak yang mendukung deh, kita cukup naik gaji 2 tahun sekali dengan besaran yang relatif dan konsekwensi apabila ada pegawai negeri yang terbukti korup : PECAT!!!!!!  Tapi bisa jadi tuh pegawai yang biasa korup, jadi mikir-mikir 2000% kalau ternyata fasilitas menjadi pegawai negeri itu sedemikian mengharu-birunya. Mereka pasti sayang mau bertindak aneh-aneh di kantor, karena punya konsekwensi di pecat dan kehilangan segalanya. Karena kalau kita mau telaah, di semua BUMN yang saya sebutkan tadi. Didalamnyapun pasti ada tikus-tikus biang korup, jadi kenapa tidak kita terapkan satu sistem yang membuat mereka malu dan takut untuk berbuat korup bahkan di "Kampungnya" sendiri? Mereka juga pasti akan ngeri seandainya ketahuan korup, dan fasilitas-fasilitas itu di cabut. TAPI........apa itu mungkin? Maka itu judul artikel ini adalah mewujudkan impian melalui lubang dubur. Hahahahahaha...........

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun