Mohon tunggu...
Dendy Maulana Septiyadi
Dendy Maulana Septiyadi Mohon Tunggu... Guru - SMK Lentera Bangsa 2

Bismillahirrahmanirrahim

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mimpi Buruk Menjadi Pengangguran setelah Lulus

21 November 2023   06:15 Diperbarui: 21 November 2023   06:26 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Lulusan SMK merupakan salah satu sumber daya manusia (SDM) yang potensial untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja di Indonesia. Namun, kenyataannya, penyerapan SDM lulusan SMK masih belum optimal. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka (TPT) lulusan SMK pada Agustus 2023 mencapai 9,31%, lebih tinggi dibandingkan TPT lulusan SMA/MA sebesar 7,34%. Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya penyerapan SDM lulusan SMK, salah satunya adalah kompetensi yang belum memadai. Lulusan SMK masih belum memiliki kompetensi yang cukup untuk dinilai masuk kriteria perusahaan atau industri. Hal ini disebabkan oleh kurikulum SMK yang masih belum relevan dengan kebutuhan industri.

Selain itu, tingkat berjuang dan mental anak lulusan yang baru juga masih belum siap dalam menghadapi persaingan di dunia nyata. Lulusan SMK yang baru lulus masih belum memiliki pengalaman kerja, sehingga mereka sering dihadapkan dengan tantangan yang berat ketika mencari pekerjaan. Peran pemerintah dalam memfasilitasi peluang kerja bagi lulusan baru juga masih kurang. Pemerintah belum memiliki kebijakan yang terintegrasi dalam hal pengembangan kompetensi lulusan SMK dan penyerapannya di dunia kerja.

Menjadi pengangguran setelah lulus SMK merupakan mimpi buruk bagi setiap orang. Hal ini tidak hanya menjadi beban bagi diri sendiri, tetapi juga bagi keluarga dan orang-orang terdekat. Sayangnya, mimpi buruk ini masih menjadi kenyataan bagi banyak lulusan SMK di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia sebesar 5,83%. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2,76 juta orang merupakan lulusan SMK. Angka ini menunjukkan bahwa penyerapan sumber daya manusia lulusan SMK masih belum optimal.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan lulusan SMK masih sulit mendapatkan pekerjaan. Salah satunya adalah kompetensi yang belum memadai. Lulusan SMK masih belum memiliki keterampilan dan pengetahuan yang cukup untuk memenuhi kriteria perusahaan atau industri. Hal ini disebabkan oleh kurikulum SMK yang masih belum relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Selain itu, tingkat berjuang dan mental lulusan SMK juga masih belum siap dalam menghadapi persaingan di dunia nyata. Hal ini disebabkan oleh minimnya pengalaman kerja yang dimiliki. Lulusan SMK baru saja lulus dan belum memiliki pengalaman kerja yang cukup untuk bersaing dengan lulusan lain yang sudah memiliki pengalaman kerja.

Peran pemerintah juga masih kurang dalam memfasilitasi peluang kerja bagi lulusan baru. Pemerintah belum memiliki program yang komprehensif untuk membantu lulusan SMK mendapatkan pekerjaan. Program-program yang ada masih bersifat parsial dan belum menyentuh akar permasalahan. Untuk mengatasi masalah pengangguran lulusan SMK, diperlukan kerja sama dari berbagai pihak. Pemerintah perlu melakukan reformasi kurikulum SMK agar lebih relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Selain itu, pemerintah juga perlu menyediakan program pelatihan dan pemagangan untuk meningkatkan kompetensi lulusan SMK. Lulusan SMK juga perlu meningkatkan kompetensi diri dengan mengikuti pelatihan atau kursus. Selain itu, lulusan SMK juga perlu mempersiapkan diri secara mental untuk menghadapi persaingan di dunia kerja.

Lulus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu oleh para siswa. Setelah bertahun-tahun menimba ilmu, mereka akhirnya bisa meraih gelar kelulusan dan siap terjun ke dunia kerja. Namun, tidak semua lulusan SMK bisa langsung mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan jurusan yang mereka ambil. Banyak dari mereka yang justru menjadi pengangguran. Penyerapan sumber daya manusia lulusan SMK masih menjadi masalah yang belum terselesaikan di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran lulusan SMK pada Agustus 2023 mencapai 2,5 juta orang. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan pengangguran lulusan SMA dan perguruan tinggi.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan lulusan SMK masih banyak yang menjadi pengangguran. Salah satunya adalah kompetensi lulusan SMK yang masih belum sesuai dengan kebutuhan industri. Banyak lulusan SMK yang belum memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Selain itu, tingkat berjuang dan mental lulusan SMK juga masih belum siap menghadapi persaingan di dunia kerja. Peran pemerintah dalam memfasilitasi peluang kerja bagi lulusan baru juga masih kurang. Pemerintah belum memiliki program yang terintegrasi untuk membantu lulusan SMK mendapatkan pekerjaan. Pemerintah hanya memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan yang belum tentu sesuai dengan kebutuhan industri. Menjadi pengangguran setelah lulus SMK merupakan mimpi buruk yang tidak diinginkan oleh siapapun. Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti kemiskinan, kriminalitas, dan bahkan depresi. Oleh karena itu, perlu ada upaya-upaya untuk meningkatkan kompetensi lulusan SMK dan memfasilitasi peluang kerja bagi mereka.

Solusi untuk Meningkatkan Penyerapan SDM Lulusan SMK
Untuk meningkatkan penyerapan SDM lulusan SMK, diperlukan upaya-upaya dari berbagai pihak, baik pemerintah, industri, maupun sekolah. Berikut ini adalah beberapa solusi yang dapat dilakukan:

  • Pemerintah perlu melakukan penyesuaian kurikulum SMK agar lebih relevan dengan kebutuhan industri. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan industri dalam penyusunan kurikulum SMK.
  • Pemerintah juga perlu memberikan pelatihan keterampilan kerja kepada lulusan SMK. Pelatihan ini dapat membantu lulusan SMK untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing mereka di dunia kerja.
  • Industri perlu membuka kesempatan kerja yang lebih luas bagi lulusan SMK. Industri dapat melakukan kerja sama dengan SMK untuk menyediakan program magang atau pelatihan bagi lulusan SMK.
  • Sekolah perlu membekali lulusan SMK dengan keterampilan non-teknis yang diperlukan di dunia kerja, seperti soft skills dan hard skills. Sekolah juga perlu memberikan bimbingan karier kepada lulusan SMK agar mereka dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk memasuki dunia kerja.

Dengan adanya upaya-upaya tersebut, diharapkan penyerapan SDM lulusan SMK dapat meningkat dan mimpi buruk menjadi pengangguran setelah lulus SMK dapat dihindari.

Berikut adalah beberapa tips bagi lulusan SMK untuk meningkatkan peluang kerja.

  • Tingkatkan kompetensi diri. Lulusan SMK perlu meningkatkan kompetensi diri dengan mengikuti pelatihan atau kursus. Selain itu, lulusan SMK juga perlu memperbanyak pengalaman kerja dengan mengikuti magang atau volunteer.
  • Siapkan diri secara mental. Lulusan SMK perlu mempersiapkan diri secara mental untuk menghadapi persaingan di dunia kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun rasa percaya diri dan mental yang kuat.
  • Networking. Lulusan SMK perlu membangun jaringan dengan orang-orang yang dapat membantunya mendapatkan pekerjaan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti seminar, workshop, atau bergabung dengan komunitas.

Dengan kerja keras dan persiapan yang matang, lulusan SMK dapat meningkatkan peluang kerja dan menghindari mimpi buruk menjadi pengangguran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun