Mohon tunggu...
Dendy Arya
Dendy Arya Mohon Tunggu... Novelis - Laki-laki

Anak senja

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bentangan Simfoni Alam

11 Oktober 2020   17:23 Diperbarui: 11 Oktober 2020   17:24 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

pagi itu terasa cukup mengait Sukma
tak kalah embun pagi bersentuhan dengan ragaku
sesaat, ku tarik nafas ku sedalam mungkin
sebagai tanda syukur

mungkin kedamaian inilah yang di cari setiap insan,
rasanya...bagai jasad ku ada di sini
tapi batin ku telah terbawa hembusan angin yang diam

ku bawa langkah ku menuju depan teras rumah
sembari membawa secangkir kopi buatan ibu,
untuk membuat raga ku sepenuh nya terbangun

sesekali terdengar suara burung
yang seperti melantunkan nyanyian nya yang indah untuk alam, aku yang duduk di kursi kayu pun di hipnotis
oleh nyanyian mereka yang merdu

nirwana ini seperti ingin mengurungku
ke dalam ketenangan yang indah
Dan sungguh...
aku telah menjadi tahanan nya

ku kumpulkan argument di benak ku
dan pernyataan yang paling tepat untukmu
adalah "Aroma pagi mu, akan selalu indah"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun