Mohon tunggu...
Muhammad Dendy
Muhammad Dendy Mohon Tunggu... Seniman - menulis adalah obat hati

"saya adalah orang yang selalu ingin belajar dan selalu ingin mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri saya"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilkada Serentak 2018 dan Kejutan"Prabowo Effect"

2 Juli 2018   22:05 Diperbarui: 2 Juli 2018   22:11 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahkan SBY mengakui kekuatan mesin politik Gerindra dan PKS yang mampu membuat perolehan suara Sudrajat-Syaikhu melonjak drastis didetik terakhir. Menurut saya, tak berlebihan jika menyebut Peran prabowo cukup kuat karena sudrajat yang menyodok diposisi kedua setelah hasil real count KPU Jabar keluar.

Logikanya begini, sudrajat yang kurang begitu populer di jawa barat saja mampu terpaut suara cukup tipis dengan pasangan Rindu. Bagaimana lagi jika Gerindra memajukan tokoh sepopuler Deddy Mizwar di pilkada jawa barat 2018 lalu? Melonjaknya suara sudrajat adalah contoh Prabowo effect masih cukup kuat di jawa barat.

Hasil Pilkada serentak 2018, Prabowo effect dan kekuatan oposisi?

Dalam negara demokrasi sebesar Indonesia, rasanya kurang lengkap jika kita tidak membahas kekuatan oposisi yang berlaku sebagai check and balance, alias penyeimbang. Nah, sebagai pilkada terbesar yang akan mempengaruhi peta koalisi pilpres 2019 kedepannya. Maka hasil Pilkada serentak 2018  akan menjadi kajian dan evaluasi masing-masing parpol.

Kejutan dalam Pilkada serentak 2018 terutama dari jawa barat dan jawa tengah yang saya sebutkan diawal, bisa saja ada suara-suara masyarakat yang mulai mengalihkan suaranya kepada partai-partai oposisi. Terutama jawa tengah, dimana pada Pilpres 2014 lalu Prabowo hanya mampu meraup suara 25 persen saja di jawa tengah, tetapi sudirman said mampu meraih 40 persen suara di jawa tengah.

Memang saya tahu, rasanya tidak seimbang membandingkan sudirman said dan prabowo karena kedua tokoh ini memiliki basis massa tersendiri. Serta kekuatan PKB yang mendukung sudirman juga bisa menjadi alasan terbesar suara sudirman said bisa melampaui apa yang diraih Prabowo di jawa tengah pada Pilpres 2014.

Akan tetapi, dengan turun gunungnya Prabowo dan Gerindra pada pemenangan Sudirman Said, bahwa bukti pengaruh Pabowo effect juga sedikit banyak mempengaruhi hasil pilkada jawa tengah 2018 lalu.

Berkaca dari hasil pilkada serentak 2018 yang penuh kejutan ini, bisa saja peta koalisi pilpres 2019 akan kembali mengulang pertarungan Jokowi-Prabowo, karena pemetaan basis massa antara massa Jokowi dan Prabowo mulai terlihat dari hasil Pilkada serentak 2018 lalu.

Ditambah lagi menguatnya kekuatan oposisi juga bisa menjadi sebab, bahwa Prabowo Effect juga masih berpengaruh dalam Pilkada serentak 2018. Karena meskipun pasangan usungan koalisi parpol oposisi Gerindra-PKS berkaca dari real count kpu terkini kalah di jawa barat dan jawa tengah, tetapi indikator penguatan kekuatan mesin parpol oposisi dapat terlihat dari melonjaknya elektabilitas Sudrajat-Syaikhu dan Sudirman-Ida pada detik terakhir.

Artikel Terkait sebelumnya : https://www.kompasiana.com/dendy166/5a2feb5eab12ae2b522c23d2/mayjen-tni-purn-sudrajat-dan-prabowo-effect-di-jawa-barat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun