Jika kita kembali kemasa lalu ketika Prabowo berhasil membebaskan sandera di Mapemduma Papua pada mei 1996 silam. Langkah Mabes TNI yang mengirim pasukan kopassus ke Papua untuk membebaskan sandera yang awalnya diremehkan militer Amerika sebagai Mission Imposible (pekerjaan yang tidak mungkin). Tetapi dengan kesungguhan Brigjen.Prabowo yang dikala itu sebagai Danjen kopassus, yang terjun memimpin langsung operasi tersebut.
Pada akhirnya sandera berhasil selamat dan jumlah korban pun ditekan seminimal mungkin, baik dari pihak OPM maupun TNI. Bahkan Prabowo menghendaki tak ada korban jiwa sama sekali dari dua pihak. Hal tersebur tentu saja merupakan wujud Prabowo juga mengedepankan sisi kemanusiaan dalam pembebasan sandera tersebut.
Prabowo dikala itu tentu saja tetap melihat dari dua sisi, karena masalah Konflik Papua tak terlepas dari masalah keadilan sosial dan ekonomi. Mungkin karna inilah Prabowo bisa menganalisis segala kemungkinan terburuk, dalam hal apapun itu. Sehingga jiwa pantang menyerah Prabowo tercermin dari dunia politik yang telah ditempuhnya kini.
Jika diawal artikel saya mengutip pernyataan salah satu pengamat militer yang mengatakan jabatan tertinggi dimiliter adalah kolonel. Saya rasa pendapat tersebut benar adanya, seorang jenderal sudah pasti seorang ahli strategi, apalagi jika pensiunan jenderal tersebut adalah seorang prajurit yang berprestasi.
Beda SBY dan Prabowo, berbeda pula dengan Jenderal Gatot Nurmantyo, sosok yang fenomenal dan memiliki kedekatan dengan rakyat dan ulama tersebut belakangan ini terlihat kembali menambah deretan tokoh militer populer dimasyarakat.
Bahkan banyak yang berpendapat, popularitas Jenderal gatot bisa saja menyaingi Prabowo. Karena serupa dengan Prabowo, sosok tegas, humanis, dan pro demokrasi ada pada diri Jenderal Gatot Nurmantyo.
Sosok pemersatu bangsa dan berjiwa Nasionalisme tinggi, ada pada sosok Jenderal Gatot, apalagi kedekatan sang jenderal dengan ulama dan rakyat tercermin dari beberapa pernyataan sang Jenderal.
Jenderal Gatot bahkan disebut sebagai militer yang demokratis yang selalu dekat dengan rakyat. Maka itu, nama Jenderal Gatot melambung bak roket, yang mana banyak rakyat yang memuja sosok Jenderal gagah nan kharismatik tersebut.
Mengekor dibelakang Jenderal Gatot, sosok Letjen. Edy Ramayadi pun kini juga telah meroket namanya. Memang sejak awal mantan Pangkostrad dan Ketua PSSI ini namanya selalu populer karena kedua jabatan strategis yang disandangnya.
Apalagi semenjak dirinya memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Pangkostrad beberapa waktu lalu, dan maju sebagai calon Gubernur sumatera utara 2018. Nama letjen. Edy melambung bak roket baik dimata masyarakat Indonesia pada umumnya dan rakyat Sumatera Utara khususnya.