Wagub DKI Jakarta Sandiaga Uno mengaku terinspirasi dengan diplomasi makan siang ala Jokowi yang pernah dilakukannya dikala menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Jika kita kembali ke masa Gubernur Jokowi. Memang Diplomasi Makan siang dikala itu adalah jurus ampuh bagi Pemerintah DKI Jakarta dibawah kendali Jokowi, untuk menyelesaikan warga yang bersitegang.
Jokowi dahulu memang dikenal pemimpin yang humanis dan manusiawi  dalam segala hal. Dan tentu saja hal tersebut lah yang melambungkan sosok Jokowi sebagai sosok yang humanis dan bersahaja hingga keseluruh pelosok nusantara.
Pertemuan yang berlangsung Rabu 25 Oktober 2017 kemarin, tentu dapat sedikit membuat situasi Politik Nasional yang terpolarisasi selama ini menjadi sedikit cair dan dingin. Pertemuan yang berlangsung hangat antara Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dengan Presiden Jokowi. Yang berlangsung di Istana Negara tersebut berlangsung begitu hangat dan cair.
Bahkan Presiden Jokowi seakan menitipkan proyek-proyek infrastruktur penunjang Asian Games yang berlangsung pada tahun 2018 mendatang. Kepada pasangan pemimpin baru Jakarta tersebut.
Seperti kita ketahui, Jakarta bersama Palembang merupakan tuan rumah Asian Games yang akan berlangsung pada tahun 2018 mendatang. Dan tentu saja perhelatan akbar se Asia tersebut akan menjadi pertaruhan bagi kinerja Anies-Sandi kedepannya. Dimana Gubernur Ahok sebelumnya juga tengah memprioritaskan proyek-proyek tersebut sebagai infrastruktur penunjang perhelatan akbar Asian Games 2018.
Akan tetapi yang paling menarik adalah "Diplomasi Makan siang" ala Jokowi yang dapat membuat Sandiaga Uno. Terinspirasi dengan langkah yang telah membuat nama Jokowi melambung dahulu.
Diplomasi makan siang ala Jokowi memang suatu cara ampuh yang manusiawi untuk penataan pemukiman masyarakat dengan cara memanusiakan manusia. Penataan pedagang kaki lima ala Jokowi memang bukan hanya dilakukan Jokowi ketika memimpin DKI Jakarta.
Akan tetapi, ketika Jokowi menjadi Walikota Solo, jauh sebelum nama Jokowi masuk dalam radar kuda hitam calon Gubernur DKI Jakarta pada 2012 lalu. Dikala itu Jokowi menggunakan pendekatan memanusiakan manusia, dengan tidak menggusur pedagang. Dengan mengedepankan dialog dan makan siang bersama. Dimana para pedagang diajak duduk bersama untuk mencurahkan isi hatinya kepada mantan Walikota Solo tersebut.
Bahkan Jokowi dikala itu melakukan pertemuan makan siang hingga berkali-kali, sehingga para pedagang merasa empati. Atau dalam isitilah orang Jawa, "Tidak Enakan" karena telah berkali-kali diajak makan siang. Sehingga menghasilkan kesadaran pada pedagang kaki lima tersebut untuk mau direlokasi. Diplomasi makan siang ala Jokowi juga terbukti ampuh melunakan hati warga. Karena dalam diplomasi tersebut keluh-kesah warga yang akan direlokasi, akan di dengarkan dan diterima secara manusiawi.
Dari hal tersebut tentu saja Jokowi membawa keberhasilannya dalam diplomasi saat menjabat walikota solo tersebut, ke Jakarta. Sehingga keberhasilannya di kota solo diteruskan di Jakarta, saat menjabat Gubernur DKI.
Secara umum, Diplomasi Makan Siang memanglah tidak asing dalam dunia bisnis atau antar para elit. Akan tetapi yang berbeda dari Diplomasi Makan Siang ala Jokowi ini, adalah terbukanya sekat pemisah antara pemimpin dengan rakyatnya. Dengan duduk makan bersama, dengan saling sharing dan mengeluarkan keluh-kesahnya.