Mohon tunggu...
Muhammad Dendy
Muhammad Dendy Mohon Tunggu... Seniman - menulis adalah obat hati

"saya adalah orang yang selalu ingin belajar dan selalu ingin mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri saya"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anies-Sandi dan Peta Politik Pilpres 2019

13 Oktober 2017   17:31 Diperbarui: 14 Oktober 2017   04:46 2484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anies-Sandi, kedua tokoh ini selalu menjadi perhatian beberapa bulan belakangan ini. betapa tidak, kurang dari 3 hari lagi komando pemerintahan Ibukota akan dipegang oleh kedua tokoh tersebut. Sebagai pusat pemerintahan, tentunya Ibukota Jakarta adalah tempat yang sangat "Empuk" untuk memasuki gelanggang perpolitikan Nasional. Sehingga sampai ada istilah, posisi Gubernur DKI Jakarta setara dengan RI-3. Dimana memiliki posisi penting setelah Presiden dan Wakil Presiden.

"Siapa yang bisa menguasai jakarta, maka akan memiliki peluang untuk menguasai Politik Nasional"kata-kata tersebut adalah suatu hal yang dapat mewakili betapa pentingnya posisi strategis Ibukota. Bukan Hanya Jokowi yang mendapatkan keuntungan menjadi RI-1 setelah memimpin Ibukota. Akan tetapi Mantan Presiden Iran juga mantan Walikota Teheran yang naik panggung menjadi Presiden Iran. Selain Ahmadinejad dari Iran. Recep Tayyib Erdogan Juga mantan Walikota Istanbul, yang merupakan Ibukota Negara Turki. Yang pada akhirnya berhasil menjadi Perdana Menteri Turki, hingga menjadi Presiden Turki. Sehingga Pepatah menguasai Ibukota akan menguasai Politik Nasional ternyata terbukti tidak hanya berlaku di Indonesia.

Secara Teori, tentu saja pada 5 tahun kedepan, komando atau kekuassan Ibukota akan dipegang oleh pihak Oposisi. Saya jadi ingat ketika Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu, dimana pasangan yang didukung penguasa dikala itu Fauzi Bowo, tumbang oleh Jokowi-Ahok yang didukung oleh dua kekuatan oposisi, yaitu PDIP dan Gerindra dikala itu. Seperti yang kita ketahui, Fauzi Bowo adalah calon Gubernur yang diusung Oleh partai Demokrat yang merupakan partai penguasa dikala itu.

Serupa dengan Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu, kekuatan Oposisi kembali menguasai Ibukota, dan tentu saja akan menjadi fenomena politik yang menarik kedepannya. Dimana sudah pasti dan tak dapat kita naifkan. Tentu akan ada keuntungan politik bagi prabowo kedepannya dengan dikuasainya Komando Ibukota ditangan anies-sandi. Yang semua sudah mengetahui, Anies-Sandi adalah representasi dari Prabowo itu sendiri.

Masih ingatkah kita beberapa waktu banyak para tokoh nasional yang berebut panggung Politik dengan kemenangan Anies-Sandi. Yang tentu saja akan memudarkan peran sentral Prabowo dalam memenangkan Anies-Sandi. Apapun itu, Anies-Sandi dapat saya perkirakan akan menjadi Panggung Politik Prabowo kedepannya. Sehingga tentu saja pastinya Anies-Sandi dapat menjadi pengawal suara Prabowo dijakarta.

Jadi tentu saja posisi anies-Sandi yang sebentar lagi akan memegang tongkat Komando Ibukota (Meminjam Istilah Militer), akan menguntungkan posisi elektoral Prabowo kedepannya. Apalagi nama Anies-Baswedan bersama Gatot Nurmantyo akhir-akhir ini masuh dalam survey Bursa Capres 2019 mendatang. Sehingga tentu saja Prabowo dapat menjadikan Anies investasi Politiknya kedepannya. Kenapa saya katakan Investasi Politik? Karena jika Anies berhasil memimpin Ibukota dengan baik kedepannya, tentu akan dapat membuat Prabowo untuk mempertimbangkan dirinya menjadi pendampingnya.

Akan tetapi waktu yang dimiliki memang hanya tinggal 8-9 bulan lagi menjelang kampanye pilpres 2019, karena Agustus 2018 mendatang dapat dipastikan sudah mulai memasuki masa kampanye dan sosialisasi Pilpres 2019. Ini tentu dapat menjadi tantangan bagi Anies-Sandi itu sendiri untuk membuktikan kinerjanya selama tenggang waktu tersebut, jikalau dirinya ingin masuk ke pentas Politik nasional Pilpres 2019 bersama Prabowo.

Apapun itu, dengan berpindah tangannya pemerintahan Ibukota ke tangan Kubu Oposisi, tentu saja akan membuat peta Politik kedepannya menjadi menarik. Apakah Anies Baswedan akan menjadi Jokowi kedua, atau dengan posisi strategisnya tersebut Anies akan berusaha menunjukkan kinerjanya sebagai Gubernur DKI Jakarta? Karena tentu saja Anies-Sandi memegang mandat yang sangat berat. Karena selain harus menunjukkan dirinya lebih baik dari pemimpin-pemimpin Jakarta sebelumnya, dia juga harus bisa mendongkrak elektabilitas Prabowo itu sendiri. Karena Anies-Sandi adalah representasi dari citra Prabowo itu sendiri, dan tentu saja Prabowo melihat peluang itu. Karena Prabowo pernah berucap, "kalau Ingin Saya jadi Presiden, Anies-Sandi pimpin Jakarta"

Sehingga tidak berlebihan jika saya dapat berucap, Jakarta adalah jalan paling mulus menuju Politik Nasional. Semoga Jakarta lebih baik lagi kedepannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun