Dengan wajah sedikit kecewa, saya pulang kerumah dan kembali memandangi majalah game langganan saya. Namanya juga ketika itu saya masih kecil. Setiap ada keinginan pasti selalu ada rasa penasaran yang begitu tinggi.Â
Saya tertegun memandangi betapa serunya game-game yang ada diperangkat Game Boy Advance. Ditambah lagi listrik kembali padam, sehingga semakin memperkuat keinginan saya untuk memiliki konsol Handheld tersebut.
Rasa bosan dan jenuh saya rasakan pada saat itu. Hingga pada akhirnya saya disuruh belajar sama apak saya, dan saya langsung menurutinya. Kata bapak saya daripada melamun lebih baik kamu kerjakan PR. Hehe. Iya pak kataku sembali tersenyum.
Beberapa minggu kemudian Ibu saya berencana ingin pergi ke kota Medan yang terletak di Provinsi Sumatera Utara. Setiap ingin membeli barang atau kebutuhan yang tidak dijual di Kota tempat saya tinggal di kala itu. Ibu saya selalu mengunjungi Kota Medan untuk berbelanja dan membeli barang-barang yang tidak dijual di Kota tempat saya tinggal.
Maklum kota saya adalah Kabupaten yang tentu saja hanya kota kecil. Jangankan kan mal, supermarket saja hanya ada dua di kota tempat saya tinggal. Itupun supermarket berbentuk ruko. Selain supermarket yang hanya dua buah. Toko elektronik yang lengkap pun hanya ada 1 di kota saya itu.
Sehingga jika ingin berlibur dan berbelanja keperluan yang lebih lengkap. Kami pasti berkunjung ke kota Medan yang terletak di Provinsi tetangga, yaitu Provinsi Sumatera Utara. Sampai-sampai orang-orang menyebut Medan adalah Singapuranya Sumatera. Karena kota Medan adalah pusat ekonomi dari Pulau Sumatera.
Jarak antara kota tempat saya tinggal dengan kota Medan adalah 5-6 jam perjalananan dengan menggunakan mobil. Transportasi yang sering saya gunakan jika menuju ke kota Medan adalah bus antar Provinsi.
Oke kembali ke topik, setelah ibu saya berencana pergi kota Medan. Pikiran yang terlintas pada saat itu adalah, ingin ikut serta. Karena di kota sebesar kota Medan pasti konsol Genggam itu ada yang menjualnya.Â
Akhirnya berangkatlah saya, Ibu, beserta adik saya menuju kota Medan. Plesiran ke kota Medan memang terkadang ibu, saya serta adik saya lakukan. Karena minimnya tempat berbelanja dan tempat hiburan ditempat saya tinggal. Sedangkan bapak saya sering sibuk bekerja, jadi jarang ikut Plesiran.
Ketika saya menginjakkan kaki di kota metropolitan yang sering disebut Singapuranya Sumatera, yaitu Medan hehe.. Saya langsung meminta ke mal untuk membeli Konsol Genggam tersebut. Lalu Ibu saya berkata, besok saja sekarang sudah malam, lagian kan kita semua masih capek. Saya menurut dan ketika mencoba untuk tidur saya tidak sabar untuk menghadapi hari esok. Hari di mana saya akan memiliki konsol Handheld Game Boy Advance.
Keesokan harinya saya bangun pagi sekali dan tentunya sudah mandi. Jam 7 pagi saya sudah rapi dan menunggu di ruang TV. Ketika saya plesiran ke Kota Medan, saya sekeluarga pasti tinggal di rumah kakak dari ibu saya. Yang sering saya sebut dengan panggilan Nyakwa dalam bahasa Aceh. Yang berarti seperti bude dalam bahasa jawa.