Mohon tunggu...
Muhammad Dendy
Muhammad Dendy Mohon Tunggu... Seniman - menulis adalah obat hati

"saya adalah orang yang selalu ingin belajar dan selalu ingin mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri saya"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mata Najwa bersama Novel Baswedan dan Sorot Mata Empati Najwa terhadap Kasus yang Menerpa Novel

15 Agustus 2017   18:03 Diperbarui: 16 Agustus 2017   05:30 4351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mata Najwa merupakan salah satu program televisi yang terlama bertahan, yaitu lebih kurang telah mengudara selama 7 tahun. Mata Najwa Sendiri mulai tayang pada 25 November 2009. Hingga Episode ekslusif bersama Novel Baswedan pada 26 Juli 2017. Episode Novel Baswedan itupun menjadi episode terakhir Mata Najwa dalam dunia pertelevisian Indonesia. Banyak spekulasi dan dugaan yang berkembang di masyarakat, bahwa mata Najwa berakhir karena telah berani mengangkat fakta tentang penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.

Dugaan-dugaan tersebut menurut saya cukup beralasan, karena kasus Novel Baswedan yang sudah jelas gampang untuk diusut. Karena banyaknya saksi mata dan cukup kuatnya barang-barang bukti yang ada di TKP. Bahkan Novel Baswedan dalam episode ekslusif tersebut telah mengungkapkan kepada Najwa. Polisi lebih cepat menangani kasus terorisme yang jauh lebih sulit mengungkapnya. Dibandingkan dengan kasus yang menerpa dirinya yang jaul lebih mudah menyelidikinya.

Novel cukup memiliki kapasitas mengatakan hal tersebut, karena sebelum bekerja sebagai penyidik KPK. Novel pernah bekerja di lembaga kepolisian. Bahkan Novel yakin bahwa sesungguhnya polisi mampu mengungkap kasus tersebut, Cuma kemauan saja yang belum ada. Seperti itulah penuturan Novel dalam program mata Najwa.

Selama dialog ekslusif yang berlangsung, tampak Najwa begitu berempati dengan berbagai kasus yang menimpa Novel Baswedan. Begitu juga Novel Baswedan yang tampak begitu alami ketika mengungkapkan semua yang ada diisi hatinya. Tentang lambannya penegakan hukum Indonesia terhadap kasus yang menerpanya.

Dari gambar diatas tampak Najwa begitu mendalami dan seperti ikut merasakan apa yang novel rasakan. Mungkin sebagai salah satu Jurnalis senior, tentunya Najwa pasti merasakan apa yang dirasakan oleh Novel. Novel dalam tayangan tersebut begitu sangat alami dan apa adanya mengemukakan apa yang ada dihatinya. Bahkan sesekali Novel pasrah akan perjalanan kasusnya. Memang terkadang Novel mengharapkan akan keadilan terhadap penegakan hukum atas kasus dirinya. Akan tetapi tampak raut wajah pasrah Novel terhadap kasus yang dialaminya.

Sebagai Jurnalis yang tentu pengalamannya dalam dunia jurnalistik tidak dapat diragukan lagi. Saya menangkap pesan dari wajah Najwa yang begitu larut dalam setiap penjelasan dan fakta yang disampaikan oleh Novel Baswedan.

Mungkin selama ini kita mengenal Najwa sebagai sosok wanita cerdas yang kritis dan tentu yang paling terkenal adalah sorot tajam matanya terhadap narasumber. Kali ini dalam wawancara terhadap Novel Baswedan tampak Najwa seperti menunjukkan rasa empatinya.

Najwa adalah sosok kritis yang tentu saja banyak mengundang decak kagum para pemirsa . Karena selain kritis, Najwa juga adaah sosok cerdas dalam melontarkan setiap pertanyaan atau pernyataan-pernyataannya. Pada print screen diatas yang merupakan akhir tayangan dari episode ekslusif Novel Baswedan. Najwa ketika itu melontarkan pertanyaan yang tentu saja menurut saya adalah pertanyaan yang paling krusial. Pertanyaan tersebut adalah “Apakah bang Novel masih mau tetap menjadi penyidik KPK setelah kejadian ini? Jawaban Novel ketika itu adalah, dia tetap ingin dan akan terus bekerja sebagai penyidik KPK setelah ia sembuh. Karena apapun yang terjadi dan resiko apapun yang akan menerpa saya, saya tetap ingin menegakkan kejujuran dan pemberantasan korupsi.

Mungkin Episode Ekslusif tersebut akan menjadi episode terakhir dari Program Mata Najwa yang telah melegenda dihati masyarakat. Akan tetapi bukan berarti kita tidak akan melihat lagi sosok wanita cerdas seperti Najwa Shihab yang terkenal kritis dan cerdas.

Karena pada dasarnya dalam hati seorang jurnalis, apalagi jurnalis sekelas Najwa Shihab. Prinsip Cover Both Side (memandang permasalahan dari dua sisi) adalah sebuah naluri dalam hati terdalam seorang jurnalis.

Mungkin suatu saat kita akan melihat seorang wanita cantik nan cerdas seperti Najwa pada tempat dan kesempatan lain. Atau bahkan akan ada Najwa-Najwa lainnya yang akan mengisi dunia pertelevisian Indonesia. Karena tetap saja pasti rakyat Indonesia akan rindu dengan sorot mata indah nan tajam dari seorang Najwa Shihab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun