Beberapa hari ini jagat dunia maya Indonesia viral akan permasalahan yang dihadapi antara Perkumpulan Bulu Tangkis Djarum yang diresmikan pada tahun 1969.Â
Awalnya perkumpulan ini didirikan hanya sebagai kegiatan penyaluran hobi bagi karyawan pabrik rokok Djarum di Kudus namun berkembang menjadi Tempat Para Atlel Bulu Tangkis Indonesia Berlatih dan di naungi oleh PB Djarum sebagai club Bulu Tangkis.Â
Dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia yang di singkat KPAI yang notabene sebagai Lembaga Independen yang hampir serupa dengan KPK, KPU dan KPPU namun memiliki fungsi yang berbeda, KPAI memiliki fungsi sebagai lembagai perlindungan anak Indonesia.
Permasalahan terjadi ketika Penghentian audisi umum beasiswa bulutangkis oleh PB Djarum dikarenakan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menuding PB Djarum yang memanfaatkan anak-anak untuk mempromosikan merek Djarum yang identik dengan produk rokok.Â
PB Djarum diminta KPAI untuk melepas semua atribut yang identik dengan usaha utama mereka, rokok Djarum. KPAI sendiri menilai anak-anak menjadi media promosi produk rokok dengan memakai atribut sebab Djarum identik dengan rokok.
Hal itu sontak di respon negatif oleh netizen di media social twitter yang mempertanyakan maksud dari KPAI menuding PB Djarum Mengeksploitasi anak, bahkan banyak yang menyerang atau membully KPAI yang harusnya lebih vokal terhadap permasalahan eksploitasi anak di bidang politik di banding menuding PB Djarum yang telah 50 tahun berdiri dan menciptakan berbagai atlet bulu tangkis yang menjadi juara dunia.
Banyak netizen yang membela dan berpendapat bahwa apa yang dilakukan PB djarum dalam audisi beasiswa bulutangkis untuk anak-anak adalah hal yang positif bukan sesuatu yang membuat generasi bangsa ini hancur karena adanya eksploitasi anak seperti apa yang di tudingkan KPAI kepada PB djarum.Â
Bahkan dalam media sosial twitter pertanggal 8 September 2019 trendding #PBDJarumJanganPamit menjadi salah satu trending di Twitter Indonesia. Lebih dari 9 ribu cuitan yang dilakukan oleh netizen dalam mendungkung program Pb Djraum dengan trending tersebut.
Pb Djarum sendiri sebenarnya telah beraudensi dengan pihak KPAI untuk mencari jalan keluar dari permasalahan ini, namun hasil audensi tersebut tidak menghasilkan solusi bagi kedua belah pihak, padahal dalam audensi tersebut Pb Djarum telah sepakat akan permintaan utama dari KPAI untuk melapas kata djarum pada nama audensi dan kaos yang digunakan.Â
Namun pihak KPAI menolak penuh keterlibatan total djarum di pembinaan bulutangkis. Hal itu direspon oleh pihak Pb djarum dengan tidak akan mengadakan kembali audisi tersebut pada tahun 2020.
Dengan berakhirnya audisi tersebut tentunya menjadi kabar yang tidak mengenakan bagi pecinta bulutangkis Indonesia. Pasalnya Pb djarum telah banyak menciptakan atlet yang berprestasi ke kancah internasional dan mendulang banyak piala dan medali untuk Indonesia.