Mohon tunggu...
Yusri Kasim
Yusri Kasim Mohon Tunggu... dosen -

Dosen UNIMAL Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bukan Hanya AHY, Ternyata Mayor Tampan Ini Pun Sesuatu...

20 Agustus 2017   07:33 Diperbarui: 20 Agustus 2017   07:56 6399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika publik Indonesia selama ini hanya mengenal figur seorang Agus Harimurti Yudhoyono sebagai perwira muda yang dianggap memiliki kelebihan karena prestasi dan kiprahnya sebagai perwira muda yang kemudian memilih banting stir ke jalur politik, ternyata justru ada perwira muda lainnya yang juga tidak kalah memiliki karir dan prestasi cemerlang. Bahkan dalam sebuah status di media sosial, ada seseorang pemiliki akun "Fauzi Hamid" yang membandingkan keduanya.

Dari rasa penasaran karena performanya pada saat bersama-sama mengikuti pendidikan singkat di Lemhannas RI tahun 2016, saya sempat tidak yakin bahwa dia adalah perwira TNI AD berpangkat Mayor. Karena sepengetahuan saya, Lemhannas bagi anggota TNI/Polri hanya bisa diikuti oleh perwira menengah berpangkat Kolonel/Kombes. Ternyata keikutsertaannya di Lemhannas karena diutus oleh organisasi yang diikutinya sebagai salah satu deputi di Lembaga Generasi Penerus Bangsa, sebuah Lembaga baru yang didirikan oleh para alumni program Taplai Lemhannas..

Selama mengikuti pendidikan di Lemhannas, perwira muda yang tidak kalah tampan dengan AHY ini ternyata juga merupakan lulusan sekolah elit dan ternama di Amerika Serikat, "Fort Benning" dimana lulusan-lulusannya dari Indonesia rata-rata menjadi Jenderal sukses seperti SBY, Letjen Sjafrie Syamsuddin, Letjen Prabowo Subianto dll. Sepengetahuan saya, untuk bisa disekolahkan kesana, harus melalui seleksi yang ketat dan biasanya diikuti oleh mereka yang berprestasi di angkatannya. Tidak hanya itu, Perwira muda kelahiran 1980 ini juga ternyata peraih besiswa Rotary Ambassadorial Scholarship untuk program master di University Bradford Inggris di bidang konflik dan perdamaian. Beasiswa terbesar di dunia ini dikenal "killer" karena menerapkan seleksi yang sangat ketat dengan level kompetisi tingkat global. Sangat jarang orang Indonesia bisa lulus untuk meraih beasiswa ini.

Perwira lulusan Akmil tahun 2001 itu bernama Bayu Maulana Suntara. Selain terlihat aktif menulis,  Perwira menengah ini juga ternyata memiliki talenta dibidang musik bagai artis profesional. Ketika menyaksikan video klipnya di Youtube, hampir tidak dapat dipercaya bahwa dia adalah seorang perwira Angkatan Darat. Entah apa yang memotivasinya untuk juga menekuni dunia musik, sesuatu yang akan menarik untuk ditelisik.

sumber: dok.pribadi
sumber: dok.pribadi
Dari beberapa photo di Instagramnya, juga bisa ditemui konten inspiratif dimana Bayu ternyata aktif dalam berbagai kegiatan sosial, salahsatunya interaksinya dalam komunitas anak-anak berkebutuhan khusus dan pendidikan remaja. Sangat jarang ditemui perwira semuda ini yang memiliki aktivitas diluar kemiliteran yang berhubungan dengan dunia sosial. Selain itu hal yang sangat mengejutkan ketika saya dapati banyaknya konten pemberitaan tentang yang bersangkutan.  Ketika saya mencoba mengetik namanya di google, "Bayu maulana suntara", selain pernah menjadi kandidat Bupati di Karawang Jawa Barat pada Pilkada serentak tahun 2015, perwira muda ini sudah aktif berbicara tentang banyak isu strategis seperti bidang investasi dan industri serta ada beberapa dokumentasi yang menampakan bahwa dirinya piawai dalam event-event bertaraf internasional.

sumber: dok.pribadi
sumber: dok.pribadi
Diantara semua keunikan yang dimilikinya yang paling membuat terkesan adalah beberapa dokumentasi saat ia berada di sebuah mimbar mesjid seolah-olah sedang memberikan Tausiyah atau khutbah Jumat. Pada captionnya ternyata pada masa kecilnya dikenal sebagai lulusan pondok pesantren di Purwakarta Jawa Barat yang membuatnya mahir dalam membaca Alquran dan sempat menjadi peserta lomba MTQ dimasa itu. Saya rasa kemampuan seperti demikian sangat jarang dimiliki oleh perwira lulusan Akabri.

 Memang popularitasnya jelas kalah dengan AHY yang notabene anak seorang Presiden, tapi sepertinya figur perwira muda yang langka seperti ini patut dijadikan sebagai sesuatu yang inspiratif. Bukan hanya karena prestasi nya tetapi yang lebih penting adalah bagaimana kemampuannya dalam aktivitas diluar dunia militernya yang peduli terhadap dunia sosial yang humanis,  membuat kita bertanya-tanya. 

Hingga tulisan ini dibuat, saya masih berusaha untuk mengeksplorasi tentang apa yang  sebenarnya membuat prajurit ini menjadi lebih istimewa dari  prajurit lainnya. Apa mungkin ini seolah-olah merupakan fenomena gunung es dimana sebenarnya masih banyak AHY-AHY lainnya yang juga berpotensi keluar jalur di usia dini.   Apa yang terjadi dengan pembinaan di tubuh TNI. Karena menurut saya, sangat disayangkan jika akhirnya banyak prajurit-prajurit profesional dan capable ternyata memilih untuk keluar jalur, sementara TNI pun kedepan sangat membutuhkan figur-figur tentara smart seperti AHY dan BMS yang cukup luarbiasa dalam pencapaiannya. Saya sangat berharap sebenarnya keduanya bisa menjadi pimpinan-pimpinan TNI masa depan. Namun hidup adalah pilihan, entah apa yang ada di dalam benak mereka sepertinya hanya mereka berdua dan Tuhan yang tahu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun