Penulis: Dendi Pribadi P, Mahasiswa Administrasi Publik UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Jusuf Hamka adalah seorang pengusaha dan tokoh masyarakat Indonesia yang dikenal luas, terutama dalam bidang infrastruktur dan filantropi. Ia merupakan salah satu sosok yang aktif dalam kegiatan sosial, termasuk mendirikan berbagai lembaga amal dan kegiatan bantuan kemanusiaan. Jusuf Hamka dikenal sebagai pendiri dan pengelola jalan tol, terutama Jalan Tol Wiyoto Wiyono di Jakarta, yang dikelola melalui perusahaannya, PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk.
Jusuf Hamka juga dikenal karena kontribusinya dalam berbagai proyek infrastruktur dan keterlibatannya dalam kegiatan sosial, termasuk memberikan bantuan kepada masyarakat kurang mampu. Selain itu, Jusuf Hamka adalah seorang mualaf yang aktif dalam kegiatan keagamaan dan sering terlibat dalam dialog lintas agama.
Di ranah politik, Jusuf Hamka pernah bergabung dengan Partai Golkar, namun ia lebih dikenal sebagai pengusaha dan dermawan daripada sebagai politisi. Keputusan Jusuf Hamka untuk mundur dari Partai Golkar baru-baru ini menyoroti sikapnya terhadap dinamika politik yang ia anggap terlalu keras dan kasar, yang menunjukkan komitmennya terhadap prinsip-prinsip moral dan kemanusiaan.
Pada Senin, 12 Agustus 2024, Jusuf Hamka, yang dikenal dengan julukan "Bos Jalan Tol," yang juga seorang pengusaha, menyebut pengunduran dirinya karena politik terlalu keras dan kasar. Ia juga menyinggung mundurnya Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum Golkar pada 10 Agustus 2024 lalu.
"Tidak pantas dengan karakter saya, tidak pantas, dan saya lihat dengan Airlangga mundur. Ini satu momentum karena Airlangga mundur pasti ada satu alasan besar, yang kita enggak tahu. Akan tetapi, buat saya, ya, saya cukup tahu dan saya cukup mengerti, saya tidak ingin main kasar dan saya tidak ingin main keras," jelasnya, dikutip dari Antara, Minggu (11/8/2024).
Setelah mengundurkan diri, Jusuf menyebut tak akan menginjakkan kaki di dunia politik dalam waktu yang lama. Ia mengaku akan fokus dalam kerja sosial seperti memberi bantuan makanan pada rakyat miskin hingga membangun masjid di 38 provinsi.
"Saya akan bantu pemerintah untuk masalah penanganan sosial dan membantu pemerintah untuk masalah infrastruktur," ujarnya, Senin (12/8/2024).
Pengunduran diri Jusuf Hamka ini juga disebabkan oleh perasaan bahwa politik di partai terlalu keras dan kasar. "Saya tidak boleh berpolitik lagi oleh keluarga saya dan oleh guru-guru saya," tuturnya.
Dalam surat pengunduran diri yang diterima Tempo, Jusuf Hamka memutuskan untuk keluar secara penuh dari Partai Golkar sejak 11 Agustus 2024. Salinan surat tanda terima pengunduran diri itu juga telah diterima Hamka. Hamka meninggalkan kantor Golkar pada pukul 10.50.