Mohon tunggu...
Dendi Pribadi Pratama
Dendi Pribadi Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akademisi/Mahasiswa

Mahasiswa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Saya adalah seorang pengamat politik dan penikmat produk pemerintah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menuju Indonesia Emas 2045? "Menelusuri Akar Kemiskinan di Indonesia: Tantangan dan Solusi"

25 Juli 2024   09:18 Diperbarui: 25 Juli 2024   09:25 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://lpmmantra.com/romantisme-kesengsaraan-dan-kebahagiaan/

Penulis: Dendi Pribadi P, Mahasiswa Administrasi Publik UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Kemiskinan adalah masalah kompleks yang melibatkan berbagai aspek sosial, ekonomi, dan politik. Di Indonesia, kemiskinan tetap menjadi tantangan besar meskipun upaya pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan terus berlanjut. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi akar masalah kemiskinan di Indonesia, menganalisis tantangan yang dihadapi, serta memberikan solusi yang dapat diterapkan.

Akar Kemiskinan di Indonesia:

  • Ketergantungan pada Utang Luar Negeri: Ketergantungan yang tinggi pada utang luar negeri dapat membuat suatu negara rentan terhadap fluktuasi nilai tukar dan perubahan kondisi ekonomi global. Jika nilai tukar mata uang lokal melemah, beban utang dalam mata uang asing dapat meningkat, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi domestik dan kesejahteraan masyarakat.
  • Kesenjangan Ekonomi: Kesenjangan ekonomi antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta antara kelompok masyarakat kaya dan miskin, merupakan salah satu penyebab utama kemiskinan di Indonesia. Ketimpangan distribusi pendapatan menyebabkan akses yang tidak merata terhadap layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan.
  • Beban Pembayaran Utang: Utang yang terlalu tinggi dapat menjadi beban bagi anggaran negara. Pembayaran bunga dan cicilan utang dapat menyerap sebagian besar anggaran, sehingga mengurangi alokasi untuk program sosial, seperti pendidikan, kesehatan, dan bantuan sosial yang sangat penting bagi masyarakat miskin. Jika pengeluaran untuk pembayaran utang mengurangi kemampuan pemerintah untuk menyediakan layanan dasar, ini bisa memperburuk kemiskinan.
  • Pendidikan: Pendidikan adalah faktor penting dalam memutus rantai kemiskinan. Namun, akses terhadap pendidikan yang berkualitas masih terbatas di beberapa daerah, terutama di daerah pedesaan dan terpencil. Hal ini menghambat peningkatan keterampilan dan peluang kerja bagi masyarakat miskin.
  • Ketersediaan Lapangan Kerja: Pengangguran dan pekerjaan informal yang tidak stabil menjadi masalah besar. Sektor formal yang tidak mampu menyerap tenaga kerja dengan baik menyebabkan banyak orang terjebak dalam pekerjaan berupah rendah dan tanpa jaminan sosial.
  • Akses Layanan Kesehatan: Akses yang terbatas terhadap layanan kesehatan, terutama bagi masyarakat miskin dan di daerah terpencil, memperparah kondisi kemiskinan. Kesehatan yang buruk dapat mengurangi produktivitas dan meningkatkan beban biaya kesehatan.

Data Statistik Kemiskinan di Indonesia

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023, persentase penduduk miskin di Indonesia adalah sekitar 9,71%, turun dari 10,19% pada tahun 2021. Meskipun terjadi penurunan, angka ini masih signifikan mengingat populasi Indonesia yang besar. Berikut adalah data persentase penduduk miskin dari tahun 2020 hingga 2023:

  • 2020: 10,19%
  • 2021: 10,14%
  • 2022: 9,78%
  • 2023: 9,71%

Penyebab penurunan ini termasuk upaya pemerintah melalui berbagai program bantuan sosial dan peningkatan lapangan kerja. Namun, penurunan yang lambat menunjukkan bahwa masih banyak tantangan yang harus diatasi.

Data Statistik Utang Indonesia dari Tahun 2015-2023

Berdasarkan statistik yang biasanya dirilis oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Data ini mencakup total utang pemerintah pusat, yang terdiri dari utang dalam negeri dan utang luar negeri.

Data Utang Indonesia (2015 - 2023)

  1. 2015:
    • Total Utang: IDR 3.165 triliun
    • Utang dalam negeri: IDR 2.432 triliun
    • Utang luar negeri: IDR 733 triliun
  2. 2016:
    • Total Utang: IDR 3.515 triliun
    • Utang dalam negeri: IDR 2.623 triliun
    • Utang luar negeri: IDR 892 triliun
  3. 2017:
    • Total Utang: IDR 3.938 triliun
    • Utang dalam negeri: IDR 2.941 triliun
    • Utang luar negeri: IDR 997 triliun
  4. 2018:
    • Total Utang: IDR 4.418 triliun
    • Utang dalam negeri: IDR 3.319 triliun
    • Utang luar negeri: IDR 1.099 triliun
  5. 2019:
    • Total Utang: IDR 4.776 triliun
    • Utang dalam negeri: IDR 3.661 triliun
    • Utang luar negeri: IDR 1.115 triliun
  6. 2020:
    • Total Utang: IDR 6.074 triliun
    • Utang dalam negeri: IDR 4.945 triliun
    • Utang luar negeri: IDR 1.129 triliun
  7. 2021:
    • Total Utang: IDR 6.819 triliun
    • Utang dalam negeri: IDR 5.621 triliun
    • Utang luar negeri: IDR 1.198 triliun
  8. 2022:
    • Total Utang: IDR 7.045 triliun
    • Utang dalam negeri: IDR 5.847 triliun
    • Utang luar negeri: IDR 1.198 triliun
  9. 2023:
    • Total Utang: IDR 7.388 triliun
    • Utang dalam negeri: IDR 6.132 triliun
    • Utang luar negeri: IDR 1.256 triliun

Data ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam total utang pemerintah Indonesia dari tahun 2015 hingga 2023. Peningkatan ini sebagian besar didorong oleh kebijakan fiskal yang ekspansif untuk mendanai pembangunan infrastruktur dan program-program pemulihan ekonomi, terutama setelah pandemi COVID-19. Meskipun utang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi, peningkatan utang yang cepat juga menimbulkan risiko terkait keberlanjutan fiskal dan beban pembayaran utang di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun