Pada anak usia Sekolah Dasar (SD), yang umumnya berada pada tahap Operasional Konkret dalam teori Piaget, kemampuan kognitif mereka berkembang lebih jauh dalam hal pemikiran logis dan terstruktur, tetapi tetap terbatas pada situasi yang nyata dan konkret. Pada tahap ini, anak-anak dapat mulai mengerjakan masalah yang lebih kompleks, tetapi mereka masih kesulitan untuk berpikir secara abstrak atau hipotetis. Berikut adalah beberapa ciri khas pemikiran anak pada tahap ini:
1.Pemikiran Logis dan Sistematis
Anak-anak mulai mampu menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih logis. Mereka dapat melakukan operasi mental yang lebih kompleks, seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, atau pembagian dengan objek atau situasi yang nyata. Misalnya, mereka dapat menghitung jumlah buah di dalam keranjang atau mengelompokkan benda berdasarkan warna atau ukuran.
2.Konservasi
Anak pada usia sekolah dasar sudah menguasai konsep *konservasi*, yaitu bahwa sifat atau jumlah suatu objek tetap sama meskipun penampilannya berubah. Sebagai contoh, mereka bisa memahami bahwa meskipun cairan dipindahkan dari gelas tinggi dan sempit ke gelas pendek dan lebar, jumlah cairan tersebut tetap sama. Ini menunjukkan kemampuan mereka untuk berpikir lebih rasional tentang dunia fisik di sekitar mereka.
3. Klasifikasi dan Pengelompokan
Anak-anak pada tahap ini mampu mengklasifikasikan benda atau konsep ke dalam kategori yang lebih luas dan mengelompokkan objek berdasarkan atribut tertentu. Misalnya, mereka bisa mengelompokkan hewan berdasarkan jenisnya (mamalia, burung, reptil), atau benda berdasarkan warna atau ukuran. Ini menunjukkan kemampuan mereka dalam *klasifikasi* dan *hierarki* (menyusun benda dalam urutan berdasarkan kriteria tertentu).
4. Reversibilitas
Anak-anak mulai mengerti prinsip reversibilitas,yang berarti bahwa perubahan yang terjadi pada objek dapat dibalikkan. Misalnya, mereka memahami bahwa jika air dibekukan menjadi es, es tersebut bisa dilelehkan kembali menjadi air. Ini menunjukkan pemikiran yang lebih fleksibel dan kemampuan untuk melihat hubungan sebab-akibat secara lebih baik.
5.Pemahaman terhadap Perspektif Lain
Anak-anak mulai mengurangi pemikiran egosentris mereka, artinya mereka mulai dapat melihat dan memahami dunia dari sudut pandang orang lain. Misalnya, mereka mulai lebih mampu memahami perasaan teman-teman mereka, atau mengerti bahwa orang lain mungkin memiliki pendapat yang berbeda tentang suatu hal.
6.Pengertian tentang Waktu dan Urutan
Anak-anak di tahap ini mulai memiliki pemahaman yang lebih baik tentang konsep waktu, urutan kejadian, dan perubahan. Mereka bisa lebih memahami konsep yang lebih terstruktur, seperti urutan langkah dalam sebuah prosedur atau rentang waktu yang lebih panjang.
7. Pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Di sekolah dasar, kemampuan anak-anak untuk berpikir secara logis sangat penting dalam pembelajaran matematika. Mereka mulai menguasai konsep-konsep matematika dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, serta konsep geometri sederhana. Mereka juga mulai belajar prinsip-prinsip ilmiah dasar, seperti penyebab dan akibat, eksperimen sederhana, atau pengamatan terhadap fenomena alam yang langsung dapat mereka amati.
Keterbatasan Pemikiran pada Tahap Operasional Konkret:
- Abstraksi Terbatas Meskipun anak-anak pada tahap ini mampu berpikir logis, mereka masih kesulitan dengan konsep-konsep yang bersifat abstrak atau hipotetis. Misalnya, mereka akan lebih mudah memahami konsep konkret seperti "jumlah apel dalam keranjang" daripada konsep abstrak seperti "jumlah kemungkinan dalam sebuah situasi yang tidak pernah terjadi."
-Berpikir Konkrit Pemikiran mereka terbatas pada objek-objek yang nyata dan dapat dilihat. Mereka mungkin kesulitan memahami ide-ide atau situasi yang tidak langsung berkaitan dengan pengalaman sehari-hari mereka.
Secara keseluruhan, anak pada Tahap Operasional Konkret telah mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih logis dan sistematis, tetapi masih terikat pada hal-hal yang konkret dan dapat dipahami secara langsung. Mereka dapat menyelesaikan masalah yang lebih rumit, tetapi pemikiran mereka tetap terbatas pada hal-hal yang dapat mereka lihat, sentuh, atau alami.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI