Mohon tunggu...
Pojok denBoedhi
Pojok denBoedhi Mohon Tunggu... -

ga penting menjadi nomor satu yang penting sudah segenap usahamu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jadilah Teladan Bukan Telatan

9 Oktober 2015   10:09 Diperbarui: 20 Oktober 2015   12:06 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Anda tentu sangat familier dengan tiga tombol keyboard tersebut bukan. Ternyata tiga tombol ini memiliki makna unik yang dapat mendrive kita menjadi pribadi yang lebih baik. Menjadi Teladan. Menjadi teladan itu tidak sulit, teladan hanya butuh kemauan dan komitmen pribadi. Ada tiga hal yang dapat menjadikanmu sebagai pribadi teladan. Pertama, pribadi teladan adalah pribadi yang memiliki kemampuan untuk mengontrol diri. Dalam bahasa sehari2 kita sering mendengar "jangan hanya merasa bisa tapi cobalah bisa merasa (kan)". Nasehat tersebut adalah cerminan sejauh mana kita mampu mengontrol diri.

Dengan penguasaan diri maka kita tidak akan menjadi pribadi yang demikian mudah tersulut ketika ada provokasi, dengan penguasaan diri kita dapat menyalurkan rasa amarah, kebencian, simpati, empati dengan jalur yang benar dan tepat pada sasarannya. Dengan kata lain ketika kita melangkah maka kita akan ikut sebagai ruh atau jiwa dari arah/ gerakan tersebut bukan hanya sekedar simpatisan atau figuran yang akan cepat berlalu dari benak orang banyak. Penguasaan diri menjadi modal dasar dalam "menguasai" banyak orang. Saya memakai tanda kutip dalam artian Anda tidak sepenuhnya menguasai mereka (lingkungan Anda) tetapi bahwa setiap gerak dan ucapan Anda akan menjadi perhatian dari mereka.

Kedua, pribadi teladan adalah pribadi yang selalu memikirkan dan memiliki solusi alternative dari setiap persoalan. Ketika banyak orang resah terhadap persoalan pribadinya yang tak kunjung selesai, maka orang tersebut akan segera mencari Anda. Kenapa? Karena dia tahu bahwa Anda selalu memiliki alternative penyelesaian dari setiap persoalan. Tentunya alternative yang ditawarkan adalah alternative yang memiliki dasar dan alur berpikir yang jelas. Bukan sekedar alternatif yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Ketiga, pribadi teladan adalah pribadi yang mampu menghilangkan atau  setidaknya meminimalisir sekecil mungkin situasi/ keadaan yang dapat memberikan Anda tekanan (pressure) dan yang pada akhirnya memberi energi negatif pada Anda. Keadaan atau situasi ini bisa berasal dari diri Anda sendiri, lingkungan terdekat Anda (keluarga) dan lingkungan sosial sekitar Anda. Tekanan dan energi negati disatu sisi akan mendorong orang untuk pasrah menyerah pada keadaan dan merasa tidak mampu berbuat apa-apa dan di sisi lain (celakanya) akan memperburuk keadaan dengan melakukan tindakan tindakan yang cenderung over reaction di luar nalar dan destructive. Tindakan mana akan membuat Anda dijauhi orang.

Jika tiga hal itu mampu Anda lakukan, saya yakin Anda akan menjadi role model di lingkungan social Anda. Anda akan dapat menjadi teladan di keluarga (terlepas peranan atau kedudukan Anda dalam keluarga baik sebagai ayah, ibu, om, tante, anak). Anda akan dijadikan sebagai figur panutan bagi kerabat Anda.  Pun demikian dalam lingkungan yang lebih besar baik lingkungan organisasi formal maupun non formal. Implikasinya tentunya Anda (logikanya) akan juga memiliki banyak akses untuk menuju yang Anda inginkan. Ketika ketiga hal ini dapat Anda lakukan Anda akan menjadi seorang teladan bukan telatan. Dan ketika keteladananan Anda sudah sedemikian besarnya maka sebagai mana fungsi tiga tombol ini jika di pencet bersamaan maka Andapun dapat melakukan hal hal yang luar biasa yaitu mengendalikan lingkungan sosial Anda (formal maupun non formal) dengan cara mengganti attitude lingkungan sosial, mengubah pola pikir lingkungan sosial, dan memberi perintah kepada lingkungan sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun