Mohon tunggu...
Denaya MalikaZahira
Denaya MalikaZahira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Maraknya Joki UTBK-SNBT 2023

17 Mei 2023   06:45 Diperbarui: 17 Mei 2023   06:50 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebelum membahas topik utama, kita harus tahu dulu, apa sih UTBK-SNBT itu?

Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) adalah sistem seleksi nasional penerimaan mahasiswa baru yang dikelola oleh Balai Pengelolaan Pengujian Pendidikan (BP3) bekerja sama dengan PTN. SNBT menggantikan SBMPTN dengan tujuan menyambungkan transformasi, perubahan-perubahan, dinamika-dinamika yang sudah dikembangkan melalui kebijakan Merdeka Belajar dari pendidikan dasar hingga menengah dengan transformasi yang dilakukan di pendidikan tinggi dengan Kampus Merdeka.

Pada tahun 2023 ini, tercatat sebanyak 803.853 peserta UTBK-SNBT dari seluruh Indonesia. UTBK-SNBT 2023 ini digelar dalam dua gelombang. Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) Prof Mochamad Ashari menjelaskan, gelombang pertama dilaksanakan mulai 8 Mei hingga 14 Mei 2023. Pada gelombang pertama ini jumlah pesertanya disebut sekitar 588 ribu orang. Gelombang kedua akan digelar pada 22 Mei sampai 28 Mei 2023 di 46 PTN, dengan total peserta 215.344 orang. Ada 74 pusat UTBK se-Indonesia. Peserta paling banyak terdata di UI, sebanyak 53.293 orang. Kemudian di USU sebanyak 38.260 dan di Universitas Sebelas Maret (UNS) sebanyak 30.013 orang.

Nah, sekarang kita akan membahas tentang topik utama yaitu maraknya penggunaan joki pada UTBK-SNBT ditahun 2023 ini. Dewasa kini, kata 'joki' bukanlah suatu hal yang asing  lagi. Joki adalah orang yang mengerjakan ujian orang lain dengan menyamar menjadi peserta ujian sebenarnya dan atas aksinya tersebut ia tentu mendapat imbalan dengan nominal yang cukup besar. Joki ujian seringkali dapat kita jumpai pada waktu tes masuk perguruan tinggi bahkan perusahaan. Biasanya, joki ujian hanya dipergunakan untuk ujian yang bersifat tulis. Namun seiring berkembangnya jaman,  sistem ujian yang sudah berganti menjadi basis komputer dan semakin berkembangnya alat-alat canggih yang menjadi alat pendukung joki dalam melangsungkan aksi curangnya, banyak sekali orang yang memutuskan untuk menjadikan joki ini sebagai pekerjaan sampingan. Mereka dilatih menggunakan alat-alat penunjang sehingga mereka amat mahir dalam menuntaskan aksinya seperti yang kita lihat pada fenomena joki UTBK-SNBT ini.

Seperti yang kita ketahui, pengamanan di tempat ujian UTBK sudah seharusnya dijaga ketat sehingga dapat terjamin keamanannya. Tetapi pada faktanya, tetap saja banyak calon mahasiswa yang nekat menggunakan jasa joki untuk mengerjakan ujian mereka demi masuk ke jurusan dan perguruan tinggi impian mereka. Bahkan terkadang ide untuk menggunakan jasa joki ini tidak hanya datang dari pesertanya saja, hal seperti ini juga kerap kali merupakan inisiasi dari pihak orang tua yang sangat menginginkan anaknya masuk ke jurusan dan perguruan tinggi yang mereka inginkan.

Gelombang 1 UTBK-SNBT bahkan belum usai, tetapi sudah ada jejak peserta yang melakukan kecurangan dengan menggunakan jasa joki guna menuntaskan ujiannya. Salah satunya ditemukan pada Universitas Sumatera Utara (USU). Menurut Wakil Rektor I USU, Edy Ikhsan, mereka yang melakukan aksi curang itu terdiri dari empat peserta di Fakultas Kedokteran, satu di Fakultas Keperawatan, satu di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik dan satu lagi di Fakultas Psikologi. Pengawas ruangan ujian universitas tersebut menemukan gelagat mencurigakan pada peserta dan setelah diselidiki lebih lanjut, akhirnya mereka menemukan alat yang menempel di dada seorang peserta. Dan setelah mendapatkan bukti-bukti adanya tindak kecurangan, ketujuh peserta tersebut kemudian digelandangkan ke Polsek Medan Baru. Dari hasil pemeriksaan, diduga ada jaringan sindikat yang membantu para peserta UTBK-SNBT ini.

Mungkin beberapa dari kalian belum banyak mengetahui bahwa biaya untuk joki UTBK-SNBT ini sama sekali tidak terhitung murah. Harga untuk joki sangat beragam, dimulai dari harga 100 juta sampai 400 juta per-orangnya, penentuan harga joki tergantung pada universitas dan jurusan yang dipilih. Bahkan ada pengakuan dari peserta UTBK-SNBT tahun 2023 ini bahwa ia telah membayar 500 juta untuk keperluan joki ujiannya. Tidak hanya itu, masih banyak lagi kasus-kasus joki ujian perguruan tinggi yang belum terbongkar. Padahal, pada faktanya ujian yang dapat ditempuh untuk masuk perguruan tinggi tidak hanya melalui UTBK-SNBT, ada jalur-jalur lain seperti ujian mandiri yang nominal harganya juga tidak jauh beda dengan jasa joki yang membawa resiko bagi pengguna dan pelaksana joki seperti pada kasus diatas. Pelaksana joki dapat dipidana atas tindak kecurangan sementara pengguna atau peserta yang terindikasi menggunakan jasa joki pun beresiko diblokir dari seluruh Perguruan Tinggi Negeri.

Di era modern ini, orang-orang yang bekerja pada agent layanan jasa joki sudah sangat pandai untuk mengakali kecurangan yang mereka perbuat, seperti dengan cara memasang kamera yang akan diletakkan di beberapa tempat yang mereka pikir aman seperti yang sedang ramai pada saat ini yaitu pada bagian dada, lalu memasang earphone pada telinga peserta sehingga membantu para joki untuk mengerjakan soal ujian tersebut. Tak jarang juga ditemukan adanya kerjasama antara oknum pengawas ujian dengan agent joki sehingga joki dapat melangsungkan aksinya sampai tuntas dengan aman tanpa perlu khawatir dicurigai oleh pihak pengawas.

Hal-hal tersebut diatas sangat dimungkinkan terjadi karena para peserta yang menggunakan jasa joki ini merasa tidak menguasai secara maksimal soal yang akan diujikan dan memilih untuk mencari cara tercepat agar tetap bisa masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN). Harapannya, dengan ditemukannya pelaku-pelaku kecurangan pada UTBK-SNBT yang sedang ramai diperbincangkan dapat menjadi pelajaran untuk tahun ini dan kedepannya, UTBK-SNBT bisa lebih diperketat pengawasannya sehingga semakin aman dan terjaga, supaya peserta pun tidak ada keberanian untuk melakukan tindakan curang seperti joki tersebut. Tindakan joki ini tidak hanya merugikan individu tapi juga merugikan peserta lain yang telah belajar dengan keras hanya untuk ujian masuk perguruan tinggi ini. Jika menggunakan joki, kedepannya mungkin peserta tersebut sulit untuk memahami mata kuliah yang akan mereka jalani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun