Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua memberikan pesan dan semangat bahwa bahwa semua provinsi di Indonesia memiliki kesempatan yang sama, baik dari sisi pemerataan infrastruktur ataupun olahraganya. Para atlet berprestasi dan berbakat dari Papua dapat terangkat naik ke permukaan melalui PON XX. Kita dapat melihat dan menemukan harapan-harapan baru dari Papua. Papua pun memiliki kesempatan yang sama dengan daerah lain untuk berkembang dan menjadi maju.
Keberhasilan PON XX nantinya menumbuhkan harapan untuk kedepannya penyelenggaraan olahraga baik yang bertaraf nasional ataupun internasional dapat diadakan di tanah Papua. PON XX Papua akan menjadi ajang pemersatu bangsa dan momen kebangkitan bangsa di tengah keterpurukan akibat pandemi. Â
Harapan dari Tanah Papua
Beberapa bulan lagi tepatnya Oktober 2021, Indonesia akan menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional (PON). Kita tahu PON adalah sebuah ajang kompetisi olahraga yang biasanya diadakan setiap empat tahun sekali. PON pertama kali diselenggarakan di Solo pada tahun 1948. Saat itu PON bukan hanya sekedar kompetisi olahraga, tetapi juga alat pemersatu bangsa, sekaligus bentuk deklarasi kedaulatan Indonesia di mata dunia.
Sejak tahun 1948 hingga 2016, PON sudah diselenggarakan sebanyak 19 kali hampir di semua pulau di Indonesia. Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi pernah menjadi tuan rumah penyelenggara PON. Tapi jika dilihat lagi, provinsi di pulau Jawalah yang kerap menjadi tuan rumah penyelenggara PON. Pembangunan venue olahraga juga banyak terpusat di pulau jawa saja. Sehingga terkesan ada kesenjangan infrastruktur penunjang olahraga di pulau Jawa dengan luar Jawa terutama Indonesia bagian Timur.
Namun, kesan kesenjangan tampaknya akan segera berubah. PON tahun ini menjadi berbeda sekaligus sangat menarik karena ada atmosfir yang tidak biasa. Pekan Olahraga Nasional XX menjadi angin segar di tengah tekanan pandemi yang belum usai. Disamping itu, untuk pertama kalinya PON diadakan di wilayah Indonesia bagian Timur yakni di Papua. Penyelenggaraan PON di bumi mutiara hitam menjadi keputusan tepat. Kenapa? Karena pola pikir yang menganggap Papua terabaikan dapat dipatahkan, sekaligus PON dapat menjadi momentum untuk memacu pembangunan infrastruktur olahraga dan perekonomian di Papua.
Dari tahun ke tahun, PON dikenal sebagai ajang untuk membuktikan kemampuan atlet-atlet daerah. Biasanya atlet yang dianggap memiliki kompetensi akan dilirik untuk bergabung ke Pelatnas. Sebenarnya, Papua sendiri sudah memiliki banyak atlet berbakat. Bukan hanya memiliki prestasi di kancah nasional, tetapi juga dunia. Sebut saja Raema Lisa Rumbewas.Â
Raema merupakan salah satu atlet angkat besi putri yang berhasil membawa banyak medali kejuaraan untuk Indonesia. Ada juga Boaz Solossa, salah satu penyerang terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.Â